INJIL: BUNGA RAMPAI INCEST (PERZINAHAN)
Pada umumnya pembaca akan kaget mendapatkan judul seperti itu di dalam sebuah kitab yang diatributkan kepada Tuhan. Anda harus membacanya sendiri agar dapat percaya. Pembaca dengan cepat mengacu ke halaman 13 untuk merasakan lebih dahulu bagian yang paling senonoh dari “Combat Kit“. Di awal halaman terdapat definisi dari Kamus New Collins (New Collins Dictionary).
INCEST: “Hubungan seksual antara 2 orang yang mempunyai hubungan yang sangat dekat.” Kamus Oxford menambahkan kalimat – “Untuk menikah.”
Pada hari Miriggu pagi, ketika sedang meneliti hal ini, saya dikunjungi oleh dua orang penginjil keliling. Mereka datang untuk memberi saya solusi dalam mengatasi masalah dunia dari Injil yang “Suci”. Saya mengalihkan pembicaraan, dan memberitahukan mereka bahwa saya hampir menyelesaikan tulisan tentang bunga rampai “Incest”. Saya bertanya, “Apakah mereka merigetahui arti kata tersebut?” Mereka mengatakan bahwa mereka mengetahui. Saya menjelaskan arti kata tersebut kepada mereka. Yaitu tentang hubungan seksual antara … Ayah dan anak perempuannya, antara anak laki-laki dan ibunya, antara ayah dan menantu perempuannya, antara kakak dan adik.
Saya menanyakan apa yang akan mereka katakan jika setelah esai tentang masalah tersebut selesai, saya memberikannya kepada adik atau anak perempuan mereka yang masih muda untuk membacanya. Mereka berdua bereaksi dengan mengatakan akan menahan saya!
Saya bertanya mengapa? Mereka mengatakan bahwa perbuatan saya memberikan buku yang mesum, kotor dan tidak bermoral kepada orang yang mereka cintai adalah sebuah serangan terhadap kesucian mereka. Saya mengatakan tidak akan menyalahkan mereka atas reaksi keras tersebut. Tetapi bagaimana jika ajaran mesum dan perzinahan yang tidak bermoral tersebut diambil dari yang dinamakan “Kitab Tuhan”, kitab suci Injil. “Tidak mungkin”, mereka berseru dengan marah. Injil tidak berisi pornografi seperti itu! Buktikan! Mereka meminta!”
Saya bertanya, “Buku yang berada di tangan Anda, apakah itu Injil?” (Para penginjil selalu membawa sebuah Injil) “Ya!”jawabnya. “Bolehkah saya melihatnya?” Injil tersebut diberikan kepada saya. Saya membuka Kejadian pasal 19 dan menunjukkan ayat 30, saya meminta salah seorang dari mereka membacanya. Penginjil tersebut melihat ayat itu lalu “tersenyum menyeringai”. Dia ingin mengalihkan permasalahan. Saya bertanya, “Ada apa, apakah itu bukan Firman Tuhan?”, “Ya,” jawab mereka tanpa berfikir lagi “tetapi … tetapi … ” Namun ketika didesak, apa yang dibaca orang Kristen tersebut? Lihatlah salinan aktual dari kitab suci tersebut pada bagian bawah bab ini.
Kedua salinan tersebut berasal dari Versi King James (KJV). Anda akan melihat adanya sedikit variasi antara kedua salinan tersebut. Pada ayat 32 versi pertama dibicarakan anak-anak perempuan Lot (Nabi Luth) yang ingin “mempertahankan benih ayah kita,” sementara pada versi kedua ditulis dengan “mempertahankan keturunan ayah kita,” tetapi terjemahan Injil yang lebih modern berbicara terus terang. Mereka berbicara secara jujur dan terus terang:
“Pada malam itu mereka (kedua anak perempuan Lot) memberi ayah mereka (Lot) minum anggur, lalu anak perempuan yang lebih tua berhubungan seksual dengannya …”
Keesokan harinya berkatalah sang kakak kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; Sebaiknya malam ini kita beri dia minum anggur lagi; masuk1ah engkau untuk tidur dengan dia, sehingga masing-masing kita akan mempunyai anak dari ayah kita. Demikianlah pada malam itu juga mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu anak perempuan yang lebih muda berhubungan seksual juga dengan ayahnya; …
Dengan cara ini mengandung kedua anak Lot itu dari ayah mereka. ”
(Injil – Kejadian 19: 33-36) (Dari Good News Bible in Today’s English)
Sebagai hasil dari hubungan haram dan perzinahan ini, kedua anak Lot masing-masing mendapatkan seorang anak yang terkenal dalam Injil sebagai nenek moyang Amon dan Moab, komunitas yang dijaga dan dilindungi secara khusus dalam “Kitab Tuhan”. Bangsa Yahudi harus memusnahkan orang-orang Palestina tanpa kecuali, tetapi bagi keturunan Lot dari hasil perbuatan zinah, Tuhan mempunyai perlakuan khusus yang lunak:
“Tuhan berkata kepadaku (Musa). Pada hari ini engkau (bangsa Israel) akan berjalan melintasi perbatasan Moab, yakni Ar, maka engkau sampai ke dekat bani Amon. Janganlah melawan mereka dan janganlah menyerang mereka, sebab Aku tidak akan memberikan kepadamu apa pun dari negeri Bani Amon itu menjadi milikmu, karena Aku telah memberikannya kepada Bani Lot menjadi miliknya.” (Injil – Ulangan 2: 18-19).
Bangsa Amon dan Moab tidaklah lebih baik dari sepupu Palestina mereka. Dalam pandangan Injil mereka hanyalah benih dari Lot, seorang keturunan zinah! Tanyakan kepada para penginjil, “Apa kandungan moral, pelajaran yang bisa dipelajari dari cerita mesum yang vulgar ini?” Jika tidak ada kandungan moral –dan memang tidak ada– lalu mengapa Tuhan tidak mencela Lot atau mendatangkan syphillis, gonorrhoe atau AIDS kepadanya? Bahkan sebaliknya, keturunannya adalah bangsa yang diberkahi dalam pandangan Tuhan. Nilai moral bagaimana yang bisa Anda dapatkan?
Penegasan Seorang Psikolog
Dr. Vernon Jones, seorang psikolog Amerika yang ternama, melakukan eksperimen pada sekelompok anak sekolah yang usia dan status pendidikannya sama. Cerita tertentu dengan bias khusus diceritakan ke anak-anak tersebut. Kesimpulannya adalah, cerita-cerita ini membuat “perubahan kecil tetapi permanen pada karakter anak-anak ini, meski di dalam situasi kelas yang terbatas.” Yang agak mengherankan, seorang penginjil Evangelist yang berpengaruh, Jimmy Swaggart, dalam bukunya tentang “Incest” (perzinahan) meratapi adanya perzinahan antara para ayah dan anak perempuannya yang telah mencapai proporsi yang endemik di USA. Ada sebuah hukum yang berlaku: secara fisik Anda adalah apa yang Anda makan dan secara moral dan mental Anda adalah apa yang Anda baca!
Sebelum melangkah lebih lanjut, bukalah Injil Anda pada Kejadian bab 19 ayat 30-36, dan beri bingkai ayat-ayat ini seperti Anda lihat pada bagian bawah bab ini, dan tulis pada bagian atas halaman tersebut dengan tulisan yang besar, dicetak tebal dan diberi garis bawah: “Perzinahan antara ayah dan anak perempuannya”. Di bagian bawah halaman tersebut terdapat referensi berikutnya dalam topik: “Perzinahan antara ibu dan anak laki-lakinya Hal. …?” dengan tipe ketebalan huruf yang sama.
Dapatkan referensi berikutnya dalam Injil Anda – Kejadian 35: 32, dan isikan dalam nomor halaman (seperti yang Anda lihat telah dilakukan) pada bagian bawah bab ini. Perhatikanlah nomor halaman yang berbeda-beda dalam Injil yang berbeda. Jadi yakinkan nomor halaman tersebut sebelum memberi nomor dalam Injil Anda.
Dengan Kejadian 35 dalam keadaan terbuka, beri bingkai ayat 22 seperti terlihat pada halaman 264 dan 265, dan tulis judul dalam huruf tebal: “Perzinahan antara anak laki-laki dan ibunya, ” dan garis bawahi. Pada bagian bawah halaman tersebut, tulis: “Perzinahan antara mertua dan menantu perempuannya Hal. …?” Lihat Kejadian 38 ayat 15-18 dan ulangi latihan memberikan nomor halaman dan membingkai ayat tersebut seperti yang telah Anda lakukan dalam 2 contoh sebelumnya. Kemudian kembali ke “Combat Kit” halaman 13 dan 14, dan selesaikan latihan menandai Injil Anda untuk menghadapi setiap “penginjil Kristen” yang mengetuk pintu Anda. Semakin baik persiapan Anda, maka penginjil tersebut akan menjadikan layang-layang sebagai pesawatnya.
Secara sekilas lihat kembali 2 halaman dibelakang (264 dan 265), dan judulnya: “Perzinahan antara Anak Laki-laki dan Ibunya.”
Baca ayat 22 di sana. Kedua salinan tersebut berasal dari versi King James (KJV yang paling terkenal. Tipe yang lebih besar berasal dari KJV dalam “Revisi Utama Kelima”nya. Sesudah merevisi kitab tersebut lima kali, orang-orang Kristen masih menyebutnya versi King James (!). Bandingkan kedua salinan tersebut. Mereka mulai -“Dan terjadilah,” dan “Dan maka terjadilah.” Umat Kristen belum membebaskan diri mereka dari sindrom “Pada mulanya”. Lihat The Choice jilid I, tentang penyakit abadi ini.
Terjemahan Modern Lebih Eksplisit
Kedua kutipan tersebut membicarakan- “Ruben pergi dan berbaring dengan Bilhah.” Injil Katholik Roma versi Douay menggunakan pilihan kata yang berbeda, yaitu “Ruben pergi dan tidur dengan Bala,” (maksudnya Bilhah). Tulisan yang berlainan ini tidak mengatakan kepada kita berapa usia Ruben. Tidak ada seorang pun yang heran mendengar seorang anak berusia 5 atau 10 tahun tidur dengan ibunya atau ibu tiririya, untuk menghangatkan diri. Versi “The New Century” dalam Injil Anak-anak Internasional (diterbitkan oleh “Word Bibles” Word (ITK) Ltd, Milton Keynes, Inggris) tidak menghendaki anak-anak Kristen menerka-nerka arti kata “berbaring” atau “tidur”. Mereka bahkan mengeluarkan para penginjil dari kesulitan menerangkan kata-kata sederhana yang mereka sendiri ragu atas interpretasinya. Terjemahannya adalah -“Ruben melakukan hubungan seksual dengan seorang budak wanita Israel yang bernama Bilhah.”
Dapatkah mereka menyatakannya dalam bentuk yang lebih sederhana bagi “para penganut kelahiran kembali” yang tidak pernah menjadi dewasa?
Dari 12 anak Yakob, Ruben adalah “anak pertama”, putra tertua, yang dalam usianya yang sebaik-baiknya, memperkosa ibunya! Meski disebut “budak wanita” atau “gundik”, dia adalah istri ayahnya, (dan istri ayah Anda adalah seorang ibu dalam definisi apa pun).
“Istri” dan “gundik” adalah istilah yang sinonim dalam Injil. Periksa dalam Injil Anda di rumah:
(a) Ibrahim mengambil pula seorang istri, namanya Ketura. (Injil – Kejadian 25: 1)
Kitab Kejadian dikenal sebagai kitab pertama Musa Alaihis salam. Tuhan Yang Maha Kuasalah yang dianggap telah mendiktekan kelima kitab Taurat Yahudi yang sekarang diterima oleh semua umat Kristen sebagai Firman Tuhan. Pada kitab pertama dari lima kitab ini, Tuhan Yang Maha Kuasa mengatakan kepada Musa Alaihis-salam bahwa “istri” ketiga dari temannya, Ibrahim Alaihis-salam adalah Keturah, dua yang sebelumnya adalah Sarah dan Hajar. Jika Tuhan Musa Alaihis salam sendiri mengetahui bahwa Keturah sebagai “istri” Ibrahim, lalu siapa yang mempunyai keberanian menentang-Nya dan mencemarkan nama Keturah? Tetapi “beberapa penulis yang “tidak diketahui” dari kitab 1 Tawarikh, bab satu, ayat 32, berani mengubah kata-kata yang didiktekan Tuhan kepada Musa Alalhis-salam dari “Istri” menjadi “Gundik”, kecuali jika yang dimaksud sama. Sebaliknya, penginjil seharusnya mengetahui bahwa masih terdapat kontradiksi yang lain di dalam Injil. Lihat pada indeks “Combat Kit” dalam kontradiksi dalam injil dan tambahkan point ini dalam daftar Anda.
Perzinahan antara Ayah dengan Anak Perempuannya
[30] Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. [31] Kata kakak-nya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. [32] Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita. [33] Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. [34] Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.” [35] Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur; lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. [36] Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka.
Perzinahan Antara Anak Laki-laki dengan Ibunya
[22.a] Ketika Israel diam di negeri ini, terjadilah bahwa Ruben sampai tidur dengan Bilha, gundik ayahnya, dan kedengaranlah hal ini kepada Israel.
[1 Tawarikh 1:32] Keturunan Ketura, gundik Abraham: perempuan itu melahirkan Zimran, Yokasan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. Anak-anak Yoksan ialah Syeba dan Dedan.
[Kejadian 25:1] Abraham mengambil pula seorang istri, namanya Ketura.
Gundik: Lihat, istri dan gundik adalah istilah yang sinonim dalam Injil. Jika tidak, itu sebuah kontradiksi
PENGUJIAN WAHYU
Misionaris Kristen sangat gemar mengulang ayat berikut dari tulisan Paulus. Karya Paulus paling banyak dibanding semua penulis Injil lainnya. Paulus menulis lebih dari 50% kitab dan surat-surat Perjanjian Baru. Tepatnya 14 dari 17! Dalam wahyu yang diakuinya sendiri dia berkata,
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (Injil – 2 Timotius 3: 16-17).
Ini adalah surat pribadi kedua dari Paulus kepada Timotius (muridnya). Ingatkah Anda bahwa Paulus menasihatkan Timotius dalam suratnya yang pertama – “Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.” (1 Timotius 5: 23)? Sekarang Paulus memberikan Timotius nasihat spiritual yang lebih penuh harapan, dan dapat diadaptasikan lebih luas untuk para pendengar.
Tetapi siapakah Timotius? Dia direkrut untuk menolong Paulus dalam misi yang ditunjuknya sendiri. Dia adalah anak dari ayah seorang Yunani dan ibu seorang Yahudi, sehingga sesuai hukum Yahudi, Timotius adalah seorang Yahudi. Tetapi dia seorang Yahudi yang tidak dikhitan. Agar membuatnya “halal”, Paulus mengharuskan Timotius berkhitan (Kejadian 16: 3).
Dalam ayat tersebut, Paulus menasihatkan Timotius masalah “kitab suci Injil”. Injil yang dijadikan acuan oleh Paulus bukanlah salah satu yang kemudian dikenal sebagai “Injil Matius” atau “Injil Lukas” atau “Injil Yohanes”. Semua Injil ini belum ada dan baru dibuat beberapa dekade dan abad kemudian. Paulus tidak mempunyai pengetahuan tentang kitab-kitab tersebut. Paulus memberi Timotius “Kitab Suci” yang sudah dikenalnya sejak “masa kanak-kanak” Kitab orang Yahudi seperti yang terdapat dalam Perjanjian Lama. (Lihatlah hal tersebut pada 2 Timotius 3: 15).
Karena ayat 16 yang sedang didiskusikan ini digunakan dengan luas oleh para misionaris Kristen untuk membuktikan kebenaran Injil secara keseluruhan, kita akan menggunakannya sebagai sebuah uji kasus.
Ayat tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa jika setiap tulisan berasal dari Tuhan, dia akan bermanfaat untuk:
- Doktrin: Pengajaran
- Teguran: Untuk menghukum, memarahi, untuk menunjukkan kepada umat apa yang salah dalam hidup mereka.
- Koreksi: Berguna untuk memperbaiki kesalahan.
- Instruksi kepada kebenaran: untuk melatih dan mengajarkan kita bagaimana hidup secara benar.
Menurut saya, empat judul katagori Firman Tuhan di atas adalah sangat beralasan. Saya telah menanyakan umat Kristen apakah mereka dapat menemukan judul kelima untuk katagori Firman Tuhan, dan berdasarkan pengalaman tidak pernah saya peroleh judul yang sesuai. Kita akan biarkan seperti itu. Sekarang marilah kita kembali ke pasal 38 dari kitab kejadian yang terkenal itu untuk menganalisanya. Sangat penting untuk membaca dengan teliti keseluruhan pasal tersebut sehingga tidak seorang Misionaris pun pernah dapat menuduh Anda membaca Injil di luar konteks.
Apakah konteksnya? Lima ayat yang pertama berbicara tentang Yehuda dan tiga orang saudara kandungnya. Yehuda adalah ayah bangsa Yahudi yang darinya kita turunkan kata “Judea” dan “Judaism.” Juga Juda (bahasa Ibrani: Huda; juga bahasa Arab). Huda menjadi Hudi dan Yahudi, berarti bangsa Yahudi.
Yehuda mempunyai tiga anak laki-laki, yaitu Er, Onan dan Syela. Anak yang pertama menikah dengan seorang wanita yang bernama Tamar. Tetapi ayat tujuh menulis kematian Er yang terlalu cepat.
“Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di mata Tuhan, maka Tuhan membunuh dia.” (Injil – Keja-dian 38: 7).
Berdasarkan standar yang ditetapkan dalam 2 Timotius 3: 16 untuk menguji apakah tulisan tersebut berasal dari Tuhan, tanyakanlah teman misionaris kita: dalam judul apa ayat ini akan ditempatkan? Di bawah
- Doktrin,
- Teguran,.
- Koreksi,
- Instruksi kepada kebenaran(?).
Teman kita tersebut tidak akan kesulitan mendapatkan jawaban yang benar, “teguran!” Pelajaran yang didapat adalah jika kita melakukan sesuatu yang jahat dalam pandangan Tuhan, Dia akan menghancurkan kita. Itulah kandungan moralnya; itulah pelajarannya!
Dalam Kejadian 38: 8 dikatakan bahwa seorang tua bernama Yehuda mengatakan kepada anak keduanya, Onan, untuk menikah dengan janda almarhum kakaknya agar mendapatkan seorang anak darinya untuk meneruskan nama almarhum kakaknya, karena dia meninggal tanpa mempunyai anak. Dalam bangsa Yahudi nama seseorang tidak boleh hilang.
Di dalam Injil tertulis:
“Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: ‘Hampirilah istri kakakmu itu (maksudnya, lakukanlah hubungan seksual dengannya), dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu’.
Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti (anak tersebut tidak akan membawa namanya);
Sebab itu setiap kali ia menghampiri istri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya.
Tetapi yang dilakukannya itu adalah jahat di mata Tuhan, maka Tuhan membunuh dia juga.” (Injil – Kejadian 38: 8-10)
Tuhan membunuh Onan atas rasa irinya. Dia tidak menghendaki nama almarhum kakaknya terus hidup sebagaimana yang dikehendaki hukum. Tanyakanlah kepada para penginjil, di bawah judul yang mana akan diletakkan perbuatan Tuhan tersebut? Di bawah: Doktrin? Teguran? Koreksi? Atau Instruksi kepada kebenaran?
Jawabannya seperti yang sebelumnya, yaitu “teguran!” Masalah ini tidak membebani pikirannya.
Saya harap Anda telah membingkai ayat 15-18 seperti yang diinstruksikan pada halaman 21. Pasal yang pendek ini, Kejadian 38, adalah bagian pornografi yang paling mesum dalam sebuah “Kitab Tuhan”. Setelah membacanya berkali-kali, buatlah catatan.
Yehuda memulangkan menantunya, Tamar, ke rumah orang tuanya dengan janji jika anaknya yang ketiga, Syela, sudah cukup dewasa untuk menikah, dia akan memanggilnya untuk memenuhi tugasnya memberi Tamar seorang bayi untuk mengekalkan nama almarhum suaminya, Er.
Yehuda adalah orang yang percaya kepada takhayul. Dia telah kehilangan dua orang anak laki-lakinya karena Tamar, menantunya, dan dia tidak berani mengambil resiko kehilangan anak yang tinggal satu-satunya, Syela, Yehuda ketakutan “Jangan-jangan dia mati seperti kedua kakaknya itu.” (Injil – Kejadian 38: 11).
Syela telah dewasa dan mungkin telah siap menikah, tetapi ayahnya tidak memanggil Tamar untuk menikah dengan Syela sehingga Tamar dapat mengandung seorang anak yang membawa nama almarhum suaminya.
Tamar ingin balas dendam atas kelalaian Yehuda melakukan tugasnya. Dia mendapat kabar bahwa mertuanya sedang pergi ke Timna untuk mencukur dombanya. Tamar merencanakan untuk mencegat Yehuda. Dia pergi dan duduk di tepi jalan, mengetahui dalam hatinya bahwa laki-laki tua tersebut tidak akan pernah melewatinya tanpa menegurnya. Begitulah, Yehuda melihat Tamar dan mengira dia adalah seorang Wanita Tuna Susila, seorang pelacur. Lalu berkata kepadanya (Tamar),
“…. ‘Marilah, aku mau menghampiri engkau,’ (sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: Asal engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku’…” (Injil – Kejadian 38: 16).
Pada saat itu orang-orang tidak membawa uang tunai atau kartu kredit, sehingga Yehuda berkata akan mengirim kepada Tamar seekor anak kambing setelah dia berhubungan seksual dengannya. Tamar bukanlah seorang yang dapat terbuai oleh ucapan tersebut. Dia mempunyai rencana utama, yang telah dipikirkan dan dilakukan secara baik. Dia menawar, “Apakah jaminannya bahwa anak domba tersebut akan dikirim?” “Apa jaminan yang Anda inginkan?”, tanya Yehuda. “Cincin dan gelang Anda (masyarakat pada masa itu biasanya menggunakan gelang pada pergelangan tangannya) dan tongkat yang Anda pegang saat ini.” Laki-laki tua tersebut menyerahkan barang-barang yang diminta dan berhubungan seksual dengan menantunya. Dari hubungan ini Tamar mengandung. (Jangan lupa bahwa Er dan Onan gagal membuat Tamar mengandung).
Dalam masa tiga bulan; kehamilannya semakin tampak. Gunjingan mulai menyebar. Berita Tamar telah “melakukan pelacuran dan mengandung anak dari perbuatan tersebut” sampai kepada Yehuda. Yehuda sekarang mempunyai alasan untuk marah terhadap Tamar Dia memerintahkan, “Bawa dia keluar (perempuan jalang tersebut), dan bakar dia.” Sebelum ini dia adalah perempuan yang jahat (Yehuda kehilangan dua anak laki-laki karena Tamar). Sekarang dia adalah seorang perempuan jalang dan patut dibakar hidup-hidup!
Tamar lebih cerdik dari yang dibayangkan Yehuda. Sebelum mertuanya melakukan hal tersebut, dia mengirim cincin, kalung dan tongkat, melalui seorang pelayan dan sebuah permohonan agar Yehuda mencarikan orang yang bertanggung jawab atas kehamilannya. Tamar berkata, “Bersama laki-laki yang memiliki barang-barang ini, saya saat ini mengandung.” Yehuda mengenali barang-barang miliknya dan berkata,
“…. ‘Bukan aku, tetapi perempuan itulah yang benar, karena memang aku tidak memberikan dia kepada Syela, anakku yang masih hidup’. Dan dia tidak bersetubuh lagi dengan perempuan itu.” (Injil – Kejadian 38: 26).
Sembilan bulan setelah hubungan seksual di Timna antara Yehuda (seorang mertua) dan Tamar (menantunya sendiri), bidan berjaga-jaga di sisi tempat tidur Tamar. Dari ukuran perutnya, dia memperkirakan Tamar mengandung anak kembar Dan berdasarkan hukum Musa Alaihis-salam, dia harus sangat berhati-hati dalam memberi tanda “anak pertama”. Jika wanita melahirkan anak kembar yang identik dan jika tidak hati-hati dalam memberi tanda kepada anak pertama, maka ditakutkan adanya ketidakadilan, karena anak pertama menerima bagian yang terbesar dari warisan ayahnya.
Ketika Tamar melahirkan, salah seorang bayi tersebut ditarik tangannya dan perawat mengikatkan sebuah benang merah tua untuk menandakan bahwa “Inilah bayi yang pertama lahir!” Tetapi hal ini terlalu sensitif untuk amak yang baru lahir, sehingga dia dengan cepat menarik tangannya ke dalam kehangatan ibunya, dan menyaksikan adik laki-lakinya lahir, dan bidan berseru,
“…’Alangkah kuatnya engkau menerobos keluar; maka anak itu dinamai Peres. Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah.” (Injil – Kejadian 38: 29-30).
Peres adalah sebutan untuk orang yang melompati antrian, seorang yang telah membuat orang lain keluar dari gilirannya, dan Zerah berarti “merah” dalam bahasa Ibrani karena dia memiliki benang merah pada tangannya.
Pertanyaannya adalah, Apa kandungan moral dari seksologi Injil pada pasal 38 kitab pertama yang terkenal ini? Tuhan membunuh Er: Pelajaran yang kita dapatkan adalah “teguran!”
Tuhan membunuh Onan: Lagi-lagi pelajarannya adalah “teguran!”
Sekarang Yehuda melakukan perbuatan zina dengan Tamar dan mendapatkan anak haram yang kembar yang kemudian dianugrahi menjadi nenek moyang satu-satunya “anak Tuhan!” Apa kandungan moralnya? Tidak ada, maka berarti tidak bermoral!
Di bawah judul apa Anda akan menempatkan cerita mesum ini? Apakah?
- Doktrin ?
- Teguran ?
- Koreksi ?
- Instruksi kepada kebenaran?
(Injil – 2 Timotius 3: 16-17)
Jika kita tidak dapat memasukkan cerita mesum ini di bawah 4 judul tersebut dalam sebuah kitab Tuhan, maka kita terpaksa membuat judul kelima. Judul kelima yang tepat adalah – Pornografi.
Yehuda, Bapak bangsa Yahudi (darinya diturunkan kata-kata – Jew, Judaism, Judea, dll), dan Tamar (menantunya) serta keturunannya yang haram –Peres dan Zerah– diabadikan perbuatan haramnya di dalam yang dinamakan Kitab Tuhan:
“Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Ibrahim. Ibrahim memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub. Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar …” (Injil – Matius 1: 1-3).
Di dalam setiap Injil yang menyediakan referensi silang, dimana kalimat “Yehuda memperanakkan peres dan Zerah dari Tamar” disebutkan, catatan marginal menunjuk ke Kejadian pasal 38 dengan kemesumannya secara terperinci.
Onan juga mempunyai label yang “termahsyur” (termahsyur keburukannya!). Setiap kamus terkenal mengabadikan perbuatan seksual yang tidak wajar akibat iri hati dalam judul – Onanisme. Dosa Onan; Coitus interruptus (berasal dari Onan, anak laki-laki Yehuda – Kejadian 38: 9).
Anak Tuhan atau Anak Roh Kudus!
Umat Kristen dalam semangat yang besar untuk memproduksi sebuah silsilah bagi Tuhannya, telah menemukan dua silsilah, sebuah oleh Matius dan yang lainnya oleh Lukas. Di antara dua daftar leluhur Yesus ini mereka memberinya enam puluh enam ayah dan kakek. Dari kedua daftar ini tidak ada nama yang identik, kecuali Yusuf (tukang kayu) yang tidak ada jalan lain disebut sebagai ayah Yesus Kristus, seperti yang dikatakan Matius kepada kita:
“…. Ternyata ia (Maria) mengandung dari ROH KUDUS, sebelum mereka (Yusuf dan Maria) hidup sebagai suami istri … malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ‘Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (Injil – Matius 1: 18-20).
Matius, dalam ketiga ayat tersebut menegaskan dua kali bahwa Roh Kudus-lah yang menyebabkan Mariam hamil. Dengan definisi yang kita ketahui bahwa dalam setiap bahasa di dunia seorang yang bertanggung jawab menghamili seorang wanita adalah ayah sebenarnya dan bukan yang dianggap ayah. Dari sini, berdasarkan pernyataan yang tegas dari Matius, Roh Kudus adalah ayah yang sebenarnya dari Yesus dan bukan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dunia Kristen harus meninjau ulang teologi mereka dengan menyebut Tuhan, sebagai Anak Roh Kudus dan BUKAN Anak Tuhan.
komentar