Allah di Dalam Injil Kristen

Allah di Dalam Injil Kristen

Pendeta C.I. Scofield, D.D. dengan sebuah tim yang terdiri dari 8 editor konsultan, semua bergelar D.D. (Doktor Ilmu Teologi), dalam Scofield Refence Bible, menyatakan tepat mengeja kata “Elah” dalam bahasa Ibrani (berarti Tuhan) atau “Alah”. Umat Kristen menerima begitu saja –pada akhirnya mereka kelihatannya menerima bahwa nama Tuhan adalah Allah– tetapi masih sedikit keberatan dengan mengeja Allah dengan satu “L”! (Salinan foto halaman Injil yang menunjukkan kata “Alah” diberikan pada halaman 354). Banyak referensi dibuat dalam ceramah umum terhadap fakta tersebut oleh penulis buklet ini. Percayalah pada saya, Scofield Refence Bible mempertahankan kalimat demi kalimat seluruh komentar Kejadian 1: 1, tetapi secara bersamaan, dengan sebuah sulap yang cerdik menghilangkan kata “Alah” . Bahkan tidak ada ruang kosong dimana kata “Alah” seharusnya ditempatkan. Ini, terdapat di dalam Injil ortodoks! Salah satu Injil yang permainan sulapnya sangat mendesak untuk diselesaikan.

PENGAKUAN YANG MEMBERATKAN

Nyonya Ellen G. White, seorang “Nabi” gereja Advent Hari Ketujuh, dalam komentar Injilnya pada buku pertama halaman 14, memuat pengakuan tentang kesalahan “Kitab Suci Injil”.

“Injil” yang kita baca saat ini adalah hasil pekerjaan banyak penyalin yang dalam banyak hal mengerjakan pekerjaan mereka dengan ketelitian yang mengagumkan. Tetapi penyalin-penyalin ini tidaklah sempurna, dan Tuhan tidak menjaga mereka semua dari kesalahan penulisan.”

Dalam komentar pada bagian selanjutnya, Nyonya White memberi kesaksian lebih lanjut:

“Saya melihat Tuhan menjaga Injil secara khusus,” (terhadap apa?) “Ketika salinan Injil menjadi beberapa, orang-orang terpelajar dalam beberapa hal mengubah kata-kata dengan tujuan agar menjadi jelas, padahal kenyataannya membuat bingung yang telah jelas, karena menjadi condong terhadap pandangan mereka, yang dipengaruhi tradisi.”

Penyakit yang Timbul

Penyakit mental adalah salah satu yang ditanamkan. Penulis ini dan para pengikutnya masih dapat meneriakkan dari puncak atap bahwa “Benar, Injil adalah Firman Tuhan yang sempurna.” “Ya, Injil telah tercampur, tetapi murni.” “Bersifat manusiawi, juga Ketuhanan.” Apakah dalam bahasa mereka kalimat tersebut mempunyai arti? Ya, mereka memilikinya dalam hukum peradilan tetapi tidak dalam teologi. Mereka membawa sebuah “kebebasan penyair” dalam ajarannya.

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta (terhadap diri mereka sendiri).” (Al-Qur’an – Al-Baqarah (2): 10).

Kesaksian

Para penginjil yang paling riuh adalah Sekte Kesaksian Yehovah. Pada halaman 5 dari “Kata Pendahuluan” mereka yang telah disinggung sebelumnya, mereka mengakui:

“Dalam menyalin wahyu asli dengan tangan, elemen kelemahan manusia masuk di dalamnya, sehingga tak satu pun dari seribu salinan dalam bahasa aslinya, yang masih ada saat ini adalah duplikat yang sempurna. Ini berarti tidak ada dua salinan yang benar-benar sama.”

Sekarang lihatlah, mengapa keseluruhan “kata pendahuluan” yang berjumlah 27 halaman dihilangkan dari Injil mereka. Allah telah membuat mereka menggantung dirinya sendiri melalui orang-orang terpelajar dari kalangan mereka sendiri.

Seadanya

Dari dua puluh empat ribu lebih naskah yang berbeda yang dibanggakan umat Kristen, para sesepuh gereja memilih empat yang paling cocok dengan anggapan mereka dan pendapat yang terbentuk sebelumnya, dan menyebutnya Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Kita akan memperlakukan masing-masing kitab Injil tersebut sesuai dengan tempatnya. Marilah kita lihat kesimpulan penelitian Sekte Kesaksian Yehovah seperti ditulis dalam kata pendahuluan yang sekarang dihilangkan: “Karenanya, ini membuktikan bahwa teks asli naskah Yunani Kristen telah dirusak sama seperti teks LXX.”

Kelompok ini telah lancang menerbitkan 9.000.000 (Sembilan Juta) salinan pada edisi pertamanya dari sebuah buku setebal 192 halaman yang berjudul “Is the Bible really the Word of God?” (= Apakah Injil Benar Firman Tuhan?) Di sini kita berhadapan dengan mental yang sakit, tidak ada sejumlah kerusakan, seperti yang dikatakan mereka, akan “cukup Besar Mempengaruhi Keaslian Injil” (?). Inilah logika Kristen!

Sebuah Pemeriksaan

Dr Graham Scroggie pada halaman 29 dalam buku yang telah disebutkan tadi mengaku:

“Marilah kita benar-benar jujur sewaktu membahas permasalahan ini, (apakah Injil firman Tuhan?). Pikirkan bahwa kita hendak mendengar apa yang dikatakan Injil tentang hal tersebut. Dalam sebuah hukum peradilan kita menganggap seorang saksi akan berbicara kebenaran, dan harus menerima apa yang dikatakannya jika kita tidak mempunyai dasar yang kuat untuk menuduhnya, atau dapat membuktikannya sebagai pendusta. Tentu saja Injil harus diberikan kesempatan yang sama untuk didengar, dan diterima seperti sebuah pemeriksaan.”

Permintaan tersebut wajar dan beralasan. Kita akan melakukan tepat seperti permintaannya dan membiarkan Injil berbicara untuk dirinya sendiri.

Dalam lima kitab pertama Injil, Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan, terdapat lebih dari 700 pernyataan yang membuktikan tidak hanya bahwa Tuhan bukanlah penulis kitab-kitab ini, tetapi bahkan tidak ada campur tangan Musa di dalamnya. Bukalah kitab ini secara acak dan Anda akan melihat:

  • “Dan Tuhan berkata kepadanya, Pergilah, kesalkan hatimu … “
  • “Dan Musa berkata kepada Tuhan, orang-orang tersebut tidak dapat datang ….”
  • “Dan Tuhan berkata kepada Musa, Pergilah sebelum orang-orang tersebut …”
  • “Dan Tuhan berbicara kepada Musa, mengatakan ….”
  • “Dan Tuhan berkata kepada Musa, Turunlah, hargailah …”

Terbukti dan jelas bahwa semua ini bukanlah Firman Tuhan atau Musa, tetapi menunjukkan suara orang ketiga yang ditulis dari cerita orang.

Musa Menulis Sendiri Berita Kematiannya?

Mungkinkah Musa menyumbang berita kematiannya sendiri sebelum kematiannya? Apakah orang-orang Yahudi menulis sendiri berita kematiannya? “Lalu Musa … meninggal … Dan dia (Tuhan Yang Maha Kuasa) menguburnya (Musa) … Dia berumur 120 tahun ketika meninggal … Dan tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel seperti Musa ….” (Ulangan 34: 5-10). Kita akan menganalisa Perjanjian Lama lainnya yang dipresentasikan dari sudut yang berbeda.

LIMA PULUH RIBU KESALAHAN (?)

LIMA PULUH RIBU KESALAHAN (?)

Sekte Kesaksian Yehovah dalam majalah Awake tanggal 8 September 1957, memuat judul yang mengejutkan ini “50.000 Kesalahan di dalam Injil?”

Pada hari Minggu pagi ketika sedang merumuskan tema buklet ini, saya mendengar sebuah ketukan pada pintu. Saya membuka pintu tersebut. Seorang pria Eropa berdiri di sana, tersenyum lebar. Ia berkata, “Selamat pagi!”

“Selamat pagi,” jawab saya.

Ia menawari saya majalah Awake dari Watchtower. Ya, seorang penganut sekte Kesaksian Yehovah! Jika sebelumnya beberapa dari mereka telah mengetuk pintu Anda, dengan segera Anda akan mengenali mereka. Umat tersombong yang pernah mengetuk pintu orang-orang! Saya menyuruhnya masuk.

Segera setelah ia duduk, saya menyelesaikan salinan lengkap dari apa yang Anda lihat pada halaman berikut. Menunjuk pada monograp Awake pada bagian atas halaman. Saya bertanya, “Apakah ini milik Anda?” Dengan segera ia mengenali miliknya.

Saya berkata, “Majalah ini menyebutkan 50.000 kesalahan di dalam Injil, benarkah itu?”

“Apa itu!” ia berseru.

Saya mengulang kembali “Saya berkata, bahwa majalah ini mengatakan terdapat 50.000 kesalahan di dalam Injil Anda.”

“Dimana Anda dapatkan itu?” ia bertanya. (Majalah tersebut diterbitkan 35 tahun yang lalu, mungkin ketika itu ia masih kecil).

Saya berkata, “Tinggalkan pembicaraan di luar permasalahan –apakah ini milik Anda?” kembali menunjukkan monograp “Awake!”

Ia berkata, “Bolehkah saya melihatnya?”

“Tentu,” saya berkata. Saya memberinya halaman tersebut. Ia mulai membaca dengan teliti. Mereka (penganut Kesaksian Yehovah) telah terlatih. Mereka mengikuti pertemuan lima kali seminggu dalam “Kingdom Halls”. Umumnya, mereka adalah para misionaris yang paling layak di antara seribu satu sekte dan golongan Kristen. Mereka telah diajari, ketika dalam keadaan terpojok, untuk tidak mengucapkan komitmen apa pun, tidak membuka mulut. Menunggu Roh Kudus memberi inspirasi apa yang harus dikatakan.

Saya dengan tenang terus memperhatikan ketika ia membaca halaman tersebut. Tiba-tiba ia melihat. Ia telah menemukannya. “Roh Kudus” telah memberi inspirasi kepadanya. Ia memulai, “Artikel tersebut mengatakan bahwa Kebanyakan kesalahan-kesalahan tersebut telah dihilangkan.”

Saya bertanya, “Jika sebagian besar telah dihilangkan, bagaimana dengan sisa dari 50.000 tersebut? 5000? 500? 50? Bahkan walau masih tersisa 50, apakah Anda mengatributkan kesalahan-kesalahan tersebut kepada Tuhan?”

Ia terdiam. Ia meminta maaf dan mengusulkan akan datang lagi dengan beberapa anggota senior gerejanya. Itu berarti pada suatu hari!

Jika buklet ini telah selesai, saya akan menawarinya dengan berkata –“Saya akan menolong Anda, berikan nama, alamat dan nomor telepon Anda.” Saya akan memberi Anda buklet ini– “Apakah Injil firman Tuhan?” dalam jangka waktu 90 hari. Saya ingin sebuah tulisan balasan!” Jika Anda melakukan hal ini, dan beberapa Muslim juga melakukan hal yang sama, mereka dan para misionaris lainnya tidak akan pernah mendatangi rumah Anda lagi. Saya yakin terbitan ini akan menjadi senjata yang paling efektif. Insya Allah!

Cult dari sekte Kesaksian Yehovah ini begitu kuat dalam penghukuman dari Trinitarian ortodoks, dalam mempermainkan “Firman Tuhan,” mempergunakan permainan bahasa yang sama. Dalam artikel –“50.000 Kesalahan di dalam Injil?”– mereka berkata, “Mungkin ada 50.000 kesalahan … kesalahan yang bergerak pelan ke dalam teks Injil … 50.000 kesalahan yang begitu serius (?) … kebanyakan dari yang disebut kesalahan-kesalahan itu … secara keseluruhan Injil tidak akurat.”(?)

Kita tidak mempunyai waktu dan kesempatan untuk melihat 10 dari 1000 dari penting atau kurang penting kerusakan-kerusakan yang dicoba direvisi oleh penulis RSV Kita tinggalkan hak-hak istimewa itu untuk sarjana Kristen Injil. Di sini saya akan secara keras mengkastakan hanya sepintas pada “setengah lusin” atau juga untuk perubahan-perubahan yang “kurang penting” tersebut.

1. “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perawan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” (Injil – Yesaya 7: 14 -AV)).

“Perawan” dalam ayat di atas, di dalam RSV sekarang telah diganti menjadi “seorang perempuan muda,” yang merupakan terjemahan yang benar dari kata almah dalam bahasa Ibrani. Almah adalah kata yang terdapat dalam semua teks Ibrani dan bukan bethulah yang berarti “Perawan”. Koreksi ini hanya ditemukan dalam terjemahan berbahasa Inggris, karena RSV hanya diterbitkan dalam bahasa ini. Bagi orang-orang Afrika, Arab dan Zulu, serta dalam 1.500 bahasa lain di dunia, umat Kristen terus menggunakan istilah yang tidak sesuai, yaitu “perawan”.

Diperanakkan, Bukan Dibuat

“Yesus adalah satu-satunya Anak yang diperanakkan Tuhan, diperanakkan bukan dibuat,” adalah sebuah tambahan dari katekismus ortodoks, sedikit dukungan dalam yang berikut ini:

2. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anak yang diperanakkan-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya pada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Injil – Yohanes 3: 16 – AV)

Tidak seorang pendeta pun mengutip “Satu-satunya anak yang diperanakkan!” ketika mengajari calon pemeluk agamanya. Tetapi pembuatan –“Diperanakkan”– sekarang telah dihilangkan oleh para perevisi Injil, tanpa kata permintaan maaf. Mereka diam dan tidak menarik perhatian pembacanya terhadap penghilangan kata secara sembunyi-sembunyi yang mereka lakukan. Kata “diperanakkan” yang menghina Tuhan ini adaiah salah satu dari banyak penambahan di dalam “kitab suci Injil”. Tuhan Yang Maha Kuasa mengutuk penghinaan ini dalam istilah yang keras segera setelah perubahan tersebut. Tuhan tidak menunggu selama 2000 tahun agar para sarjana Injil menyatakan kecurangan tersebut.

“Dan mereka berkata, ‘Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.’ Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh. Karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” (Al-Qur’an – Maryam (19): 88-92).

Dunia Islam sebaiknya memberi selamat kepada “limapuluh golongan Kristen yang bekerja sama” dan kepercayaan mereka terhadap “tiga puluh dua sarjana termasyhur” yang membawa kitab suci Injil satu derajat mendekati kebenaran Al-Qur’an.

“Dia (Tuhan Yang Maha Kuasa) tiada beranak dan tiada pula diperanakkan.” (Al-Qur’an, Al-Ikhlas (112): 3).

Kekacauan Umat Kristen

3. “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.” (Injil – 1 Yohanes 5: 7 – AV)

Ayat ini adalah perkiraan yang paling dekat dengan apa yang disebut umat Kristen dengan Trinitas Suci di dalam ensiklopedi mereka yang disebut Injil. Kunci keyakinan Kristen ini juga telah diambil dari RSV bahkan tanpa penjelasan yang sama. Hal ini adalah kecurangan selama ini dan sudah selayaknya dihilangkan dalam RSV bagi masyarakat berbahasa Inggris. Tetapi bagi 1499 kelompok bahasa lainnya di dunia yang membacanya dalam bahasa daerah mereka, kecurangan itu masih ada. Orang-orang ini tidak akan pernah mengetahui kebenaran tersebut sampai Hari Pembalasan. Bagaimanapun, kita sebagai umat Islam harus kembali memberi selamat kepada dunia D.D. (Doktor Ilmu Teologi) yang telah cukup jujur menghilangkan kebohongan dari Injil RSV yang berbahasa Inggris, sehingga membawa kitab suci mereka melangkah mendekati ajaran Islam. Seperti yang dikatakan kitab suci Al-Qur’an:

“… Dan janganlah kamu mengatakan, ‘(Tuhan itu) tiga’, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, …” (Al-Qur’an, An-Nisa’ (4): 171).

Kenaikan

Salah satu yang paling serius dari “kerusakan yang utama” dimana penulis RSV berusaha meralatnya adalah Kenaikan Kristus. Dalam Inji1 Kanonika Matius, Markus, Lukas dan Yohanes hanya terdapat dua referensi kejadian yang paling menakjubkan di dalam Kristen ini – Yesus terangkat ke sorga. Kedua referensi ini diperoleh di semua Injil dalam setiap bahasa, sebelum tahun 1952, ketika RSV pertama kali muncul. Kedua referensi tersebut adalah:

  • 4a. “Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.” (Injil – Markus 16: 19).
  • 4b. “Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.” (Injil – Lukas 24: 51).

Sekarang lihatlah halaman 349 yang berisi sebuah foto-kopi kutipan ayat 4a di atas. Anda akan kaget melihat Markus 16 berakhir pada ayat 8, dan setelah ruang kosong yang memalukan tersebut, ayat yang hilang itu muncul dalam “cetakan kecil” sebagai sebuah catatan kaki di bagian bawah halaman. Jika Anda dapat membuka RSV 1952, akan ditemukan kalimat terakhir ayat 4b di atas, yaitu “dan terangkat ke sorga” diganti dengan huruf kecil “k” sebagai tanda untuk melihat catatan kaki dimana Anda akan menemukan kalimat yang hilang tersebut. Setiap umat Kristen yang jujur harus mengakui bahwa ia tidak boleh membiarkan adanya catatan kaki di dalam Injil sebagai Kitab Tuhan. Mengapa pelayan bayaran Kristen tersebut harus membuang mu’jizat terbesar agama mereka hanya ke dalam catatan kaki saja?

Dari gambar –Asal Mula dan Perkembangan Injil yang Berbahasa Inggris”– seperti tampak pada halaman 350, perhatikan bahwa semua “versi” Injil sebelum versi yang direvisi tahun 1881 tergantung pada salinan orang-orang terdahulu –lima atau enam tahun setelah Yesus. Perevisi RSV 1952 adalah sarjana Injil yang dapat membuka “Salinan orang-orang paling terdahulu” secara penuh, tiga dan empat abad setelah Kristus. Kita setuju bahwa dokumen yang lebih dekat dengan sumbernya adalah yang lebih autentik. Umumnya “orang-orang paling terdahulu” pantas dipercaya lebih dari “orang-orang terdahulu” saja. Tetapi tidak ditemukan sebuah kata tentang Yesus “terangkat ke sorga” dalam naskah “orang-orang paling terdahulu”, para pendahulu Kristen telah menghilangkan referensi tersebut dari RSV 1952.

Sirkus Keledai

Fakta-fakta di atas adalah sebuah pengakuan dunia Kristen yang mengejutkan, bahwa para penulis Injil Kanonik yang telah “diberi inspirasi” tidak mencatat sebuah kata tentang kenaikan Yesus. Para penulis yang “diberi inspirasi” ini juga sepakat dalam mencatat bahwa Tuhan dan Juru Selamat mereka mengendarai seekor keledai ke Yerusalem dalam misinya.

“… dan mereka menaikkan Yesus ke atasnya ” (Keledai). (Injil – Matius 21: 7).

“… kemudian Yesus naik ke atasnya” (keledai). (Injil – Markus 11: 7).

“… dan mereka menolong Yesus naik ke atasnya ” (Keledai). (Injil – Lukas 19: 35).

“… Yesus … naik ke atasnya” (keledai). (Injil – Yoha-nes 12: 14).

Mungkinkah Tuhan Yang Maha Kuasa menjadi penulis keadaan yang tidak layak ini –keluar dari Jalan-Nya untuk melihat bahwa semua penulis Injil tidak kehilangan catatan “anak”-Nya mengendarai seekor keledai ke kota suci– dan juga “memberi inspirasi” kepada mereka untuk menghilangkan berita tentang “anak”-Nya terbang ke sorga dalam sayap malaikat?

Tidak Untuk Waktu Lama

Para penginjil terlalu lambat menarik gurauan tersebut. Pada saat mereka menyadari bahwa landasan ajaran mereka –Kenaikan Yesus– telah dirusak kaum terpelajar Kristen, penerbit RS V telah memperolah keuntungan bersih 15.000.000 dollar! (Lima belas Juta). Para pendakwah dibuat bersorak dan menangis. Dengan didukung dua komite goongan dari 50 golongan, mereka memaksa penerbit menggabungkan penambahan ke dalam Firman Tuhan yang telah “diinspirasikan”. Di dalam setiap terbitan RSV tahun 1952, bagian yang telah dihilangkan “diperbaiki sesuai teks.”

Ini adalah permainan kuno. Orang-orang Yahudi dan Kristen telah mengedit “Kitab Tuhan” dari asalnya. Perbedaan antara mereka dan para pemalsu terdahulu adalah para pemalsu terdahulu tidak mengetahui seni menulis “kata pengantar” dan “catatan kaki”, kalau tidak mereka juga harus mengatakan dengan jelas kepada kita sebagai pahlawan modern tentang kerusakannya, dan kefasihan mereka mengubah yang rusak menjadi emas yang gemerlapan.

“Banyak proposal untuk memodifikasi yang diajukan kepada komite oleh individu dan oleh dua komite golongan. Komite memberi perhatian penuh kepada semuanya.”

“Dua bagian akhir Markus yang lebih panjang (16: 9-20) … Dan lukas 24: 51 diperbaiki sesuai teks.” (Kata Pengantar – Collins halaman vi dan vii)

“Mengapa ‘diperbaiki’?” Karena sebelumnya telah dihilangkan! Mengapa referensi-referensi tersebut hilang dari tempat asalnya? Naskah orang-orang paling terdahulu tidak mencantumkan referensi Kenaikan Yesus. Itu semua ditambahkan mirip seperti 1 Yohanes 5: 7 tentang Trinitas. (Lihat halaman 346 pada contoh 3). Mengapa menghilangkan salah satu dan mengembalikan yang lainnya? Jangan kaget! Pada saat Anda memegang RSV, “Komite” mungkin telah memutuskan untuk menghilangkan seluruh kata pengantar yang tak berharga. Sekte Kesaksian Yehovah telah menghilangkan 27 halaman wahyu dari Kata Pengantar “New World Translation of tbe Christian Greek Scriptures,” (ini adalah cara lain menyatakan Perjanjian Baru).

BERBAGAI VERSI INJIL

BERBAGAI VERSI INJIL

Sekarang akan lebih mudah bagi kita menganalisa pernyataan seorang Kristen tentang kitab sucinya.

Memisahkan Gandum dari Bedak

Sebelum kita memeriksa dengan teliti berbagai versi, mari kita perjelas keyakinan kita berkaitan dengan kitab Tuhan. Apa maksud sebenarnya ketika kita menyatakan beriman kepada Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an? Kita semua mengetahui bahwa Al-Qur’an adalah Firman Tuhan yang sempurna, diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam kata demi kata, melalui perantara Malaikat Jibril, dan benar-benar dijaga serta dilindungi dari kerusakan yang dibuat manusia selama lebih dari 1400 tahun! Bahkan pengkritik Islam dengan segan telah menjamin kemurnian kitab suci Al-Qur’an tersebut: “Di dunia ini mungkin tidak ada kitab lain yang teksnya tetap murni selama dua belas abad (sekarang empat belas).” – (Sir William Muir).

Taurat yang diyakini umat Islam bukanlah “Taurat” orang-orang Yahudi dan Kristen, meski tulisannya –yang satu bahasa Arab, dan yang lainnya bahasa Ibrani– sama. Kita percaya bahwa apapun yang diajarkan Musa Alaihis-salam kepada pengikutnya, adalah wahyu Tuhan, tetapi Musa bukanlah pembuat kitab-kitab tersebut seperti yang diatributkan kepadanya oleh orang-orang Yahudi dan Kristen.

Kita juga percaya bahwa Zabur adalah wahyu Tuhan yang diberikan kepada Nabi Daud Alaihis-salam, tetapi Mazmur yang saat ini diasosiasikan dengan namanya bukanlah wahyu tersebut. Umat Kristen sendiri tidak berkeras mengatakan bahwa Daud adalah satu-satunya pembuat Mazmur.

Bagaimana dengan Injil? Injil berarti “Gospel (ajaran)” atau “berita baik” yang diajarkan Yesus Kristus selama masa tugasnya yang singkat. Penulis “Gospel” sering menyebutkan Yesus melakukan dan mengajarkan ajaran tersebut (Injil):

  1. “Demikianlah Yesus berkeliling … memberitakan Injil… serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.” (Injil – Matius 9: 35).
  2. “… barangsiapa kehilangan nyawanya karena aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.” (Injil – Markus 8: 35).
  3. “… memberitakan Inji1….” (Injil – Lukas 20: 1 ).

Injil adalah kata yang sering digunakan, tetapi Injil yang bagaimanakah yang diajarkan Yesus? Dari 27 kitab Perjanjian Baru, hanya sedikit yang dapat diterima sebagai perkataan Yesus. Umat Kristen bangga dengan Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes, tetapi tak ada sebuah pun Injil Yesus! Dengan tulus kita meyakini bahwa segala sesuatu yang diajarkan Yesus berasal dari Tuhan. Itulah Injil, berita baik dan petunjuk dari Tuhan untuk bani Israil. Dalam seluruh hidupnya Yesus tidak pernah menulis sebuah kata pun, dan juga tidak memerintahkan seorang pun untuk melakukan hal tersebut. Injil yang dipergunakan saat ini adalah hasil pekerjaan tangan dari orang yang tidak diketahui namanya.

Pertanyaan kita sebelumnya: “Apakah Anda menerima bahwa Injil adalah Firman Tuhan?” Pertanyaan tersebut benar-benar menantang. Penanya tidaklah hanya sedang mencari keterangan. Pertanyaan tersebut diajukan dengan semangat debat. Kita mempunyai hak untuk meminta dengan nada yang sama –dengan mengajukan pertanyaan “Injil yang mana yang sedang Anda bicarakan?” Ia akan balik bertanya dengan tidak suka “Mengapa, hanya ada satu Injil?”

Injil Katholik

Dengan memegang “Douay” (Injil versi Katholik Roma) di tangan, saya bertanya, “Apakah Anda menerima Injil ini sebagai Firman Tuhan?” Pertanyaan terbaik bagi mereka karena perkumpulan Katholik telah menerbitkan Injil versi mereka dalam bentuk yang singkat dan membingungkan. Versi ini mempunyai bagian ekstra dari sejumlah versi yang beredar di pasaran saat ini. Penanya Kristen tersebut kembali bertanya, “Injil apakah itu?” “Kenapa, saya pikir Anda tadi mengatakan bahwa hanya ada satu Injil!” saya mengingatkannya. “Ya,” ia dengan ragu-ragu menggumam, “tapi versi yang mana?” “Kenapa, apakah ada perbedaan?” saya kembali bertanya. Tentu saja, dan pendakwah profesional tentunya mengetahui hal tersebut. Ia hanya berpura-pura dengan pernyataannya tentang “satu Injil”.

Injil Katholik Roma diterbitkan di Rheims pada tahun 1582, dari terjemahan Injil berbahasa latin Jerome dan direproduksi di Douay pada tahun 1609. Nampaknya versi Katholik Roma (RCV = Roman Catholic Version) tersebut adalah versi tertua yang masih dapat dibeli sampai saat ini. Berlawanan dengan keantikannya, seluruh dunia Kristen Protestan, termasuk cults, menyalahkan RCV karena berisi tujuh kitab tambahan yang dengan merendahkan dianggap “kebenarannya diragukan”, yaitu kepenulisan yang sepenuhnya meragukan. Sekalipun peringatan yang menakutkan terdapat di dalam Apocalypse, yaitu kitab terakhir dalam RCV (dinamakan “Wahyu” oleh Protestan), kitab ini “diwahyukan”:

“… jika seseorang menambahkan (atau mengurangi) sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.” (Injil – Wahyu 22: 18-19).

Tetapi siapakah yang perduli! Mereka tidak sungguh-sungguh percaya! Umat Protestan dengan berani telah menghapus keseluruhan tujuh kitab dari kitab Tuhan! Yang dibuang adalah:

Kitab Yudit

Kitab Tobit

Kitab Barukh

Kitab Ester, dll.

Injil Protestan

Ada beberapa hal yang dibicarakan Sir Winston Churchill berkaitan dengan versi Injil Protestan yang diautorisasi (AV=Authorised Version), yang juga terkenal sebagai Versi King James (King James Version = KJV).

“Versi Injil yang telah diautorisasi diterbitkan pada tahun 1611 dengan kehendak dan perintah yang mulia Raja James (King James) yang namanya masih digunakan sampai sekarang.”

Para pengikut Katholik Roma, yang meyakini umat Protestan juga memiliki kitab Tuhan yang sama dengan mereka, membantu dan bersekongkol dengan “penjahat” Protestan dengan memaksa para pemeluk baru membeli Injil yang sudah diautorisasi (AV), yang merupakan satu-satunya Injil yang tersedia dalam 1500 bahasa dari sedikit negara-negara maju di dunia. Mayoritas umat Kristen –Katholik dan Protestan– menggunakan AV atau sering disebut dengan KJV

Penghormatan Yang Tinggi

Sebagaimana yang dikatakan Sir Winston, Injil ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1611 dan kemudian direvisi pada tahun 1881 (RV). Setelah direvisi kembali pada tahun 1952 menjadi versi standar yang telah direvisi (RSV=Revised Standard Version), Injil tersebut direvisi lagi pada tahun 1971 (singkatannya masih tetap RSV). Lihatlah opini dunia Kris-ten tentang Injil yang telah direvisi tersebut (RSV):

  1. “Versi terbaik yang telah diterbitkan dalam abad sekarang.” (Surat kabar Church of England)
  2. “Terjemahan yang secara keseluruhan terbaru karya para sarjana termahsyur.” (Tambahan Literatur Times)
  3. “Karakteristik terbaik dari versi yang telah diautorisasi yang dikombinasikan dengan keakuratan terjemahan yang baru.” (Life and Work)
  4. “Terjemahan yang paling akurat dan dekat dengan aslinya.” (The Times)

Penerbitnya sendiri (Collins), dalam catatan pada Injil di akhir produksinya, berkata dalam halaman 10, “Injil ini (RSV), adalah produk tiga puluh dua sarjana, dibantu oleh komite penasehat yang mewakili limapuluh golongan yang bekerjasama.” Mengapa semua ini dibanggakan? Apakah agar membuat masyarakat yang mudah tertipu membeli produk mereka? Semua kesaksian ini meyakinkan pembeli bahwa ia sedang menunggang kuda yang benar, ketika pembeli sedikit berharap untuk menungganginya.

“Paling Laku di Dunia”

Tetapi bagaimana dengan versi Injil yang telah diautorisasi (AV), “Paling Laku di Dunia?” Para perevisi ini, semua sales yang baik, mengatakan beberapa hal yang bagus tentang hal itu. Pada halaman iii Injil RSV pada paragrap enam bagian pendahuluan dinyatakan:

“Versi King James (nama lain AV) diterminologikan dengan alasan yang bagus sebagai ‘Monumen Prosa Inggris Yang Paling Mulia.’ Perevisinya pada tahun 1881 mengekspresikan kekaguman terhadap ‘kesederhanaannya, martabatnya, kekuatannya, ekspresi kebahagiaannya … Irama musiknya, dan kebanggaan atas iramanya.’ Tidak seperti kitab lainnya, kitab ini masuk sampai pembuatan karakter individu dan institusi umum dari masyarakat berbahasa Inggris. Kita berhutang dengan hutang yang tak terbayarkan kepadanya.”

Dapatkah Anda, pembaca yang terhormat, membayangkan atribut yang lebih baik yang diberikan kepada “kitab suci” lebih dari yang di atas? Saya, sebagai manusia, tidak dapat. Biarkan pengikut Kristen saat ini meneguhkan diri mereka sendiri terhadap hembusan tidak enak dari para ahli hukum di kalangan agama mereka sendiri; dalam nafas yang sama mereka mengatakan:

“Versi King James telah mengalami kerusakan yang penting.”

Dan, “Kerusakan ini begitu banyak dan serius sehingga memerlukan revisi …” Hal ini langsung dari sumbernya, yaitu sarjana Kristen ortodoks ternama. Para Doktor teologi sekarang juga perlu memproduksi sebuah ensiklopedi yang menerangkan penyebab kerusakan yang penting dan serius dalam kitab suci mereka dan alasan menghilangkannya.


PREFACE

The Revised Standard Version of the Bible is an authorized revision of the American Standard Version, published in 1901, which was a revision of the King James Version, published in 1611.

The first English version of the Scriptures made by direct translation from the original Hebrew and Greek, and the first to be printed, was the work of William Tyndale. He met bitter opposition. He was accused of willfully perverting the meaning of the Scriptures, and his New Testaments were ordered to be burned as “untrue translations.” He was finally betrayed into the hands of his enemies, and in October 1536, was publicly executed and burned at the stake.

Yet Tyndale’s work became the foundation of subsequent English versions, notably those of Converdale, 1535; Thomas Matthew (probably a psuedonym for John Rogers), 1537; the Great Bible 1539; the Geneva Bible, 1560; and the Bishops’ Bible, 1568. In 1582 a translation of the New Testament, made from the Latin Vulgate by Roman Catholic Scholars, was published at Rheims.

The translators who made the King James Version took into account all of these preceding versions; and comparison shows that it owes something to each of them. It kept felicitous phrases and apt expressions, from whatever source, which had stood the test of public usage. It owed alots, especially in the New Testament, to Tyndale.

The King James Version had to compete with the Geneva Bible in popular use; but in the end it prevailed, and for more than two and a half centuries no other authorized translation of the Bible into English was made. The King James Version became the “Authorized Version” of the English-speaking peoples.

The King James Version has with good reason been termed “the noblest monument of English prose.” Its revisers in 1881 expressed admiration for “its simplicity its dignity its power, its happy turns of expression… the music of its cadences and the felicities of its rhythm. It entered, as no other book has, into the making of the personal character and the public institutions of the English-speaking peoples. We owe it an incalculable debt.

Yet the King James Version has grave defects. By the middle of the nineteenth century, the development of Biblical studies and the discovery of matry manuscripts more ancient the those upon which the King James Version was based, made it manifest that these defects are so many and so serious as to call for revision of the English translation. The task was undertaken, by authority of the Church of England, in 1870. The English Revised Version of the Bible was published in 1881-1885; and the American Standard Version, its variant embodying the preferences of the American scholars associated in the work, was published in 1901.

Because of unhappy experience with unauthorized publications in the two decades between 1881 and 1901, which tampered with the text of the English Revised Version in the supposed interest of the American public, the American Standard Version was copyrighted, to protect the text from anauthorized changes. In 1928 this copyright was acquired by the Internasional Council of Religious Education, and thus passed into the ownership of the churches of the United States and Canada which were associated in this Council through their boards of education and publication.

The Council appointed a committee of scholars to have charge of the text of the American Standard Version and to undertake inquiry as to whether …

Pengenalan Sampul Depan

Pengenalan Sampul Depan

Jika Anda serius melakukan da’wah dan menantang usaha-usaha umat Kristen yang mengajak masuk seorang Muslim, maka dapatkan salinan “Combat Kit” dalam versi ukuran kantung, secara gratis.

Untuk memperoleh keuntungan maksimal dari salinan manual ini Anda membutuhkan sebuah Injil. Jangan tunda-tunda dapatkan segera dan lekatkan secara permanen salinan “Combat Kit” Anda di dalam bagian dalam sampul depan Injil tersebut dan ikuti instruksi pada halaman berikut.

APA YANG DIKATAKAN MEREKA

PENGAKUAN UMAT KRISTEN

Dr. W Graham Scroggie dari Moody Bible Institute, Chicago, adalah salah seorang penginjil yang paling dihormati di dunia, ia menjawab pertanyaan, “Apakah Injil Merupakan Firman Tuhan?” (juga judul bukunya), di bawah judul: Bersifat Manusia, Juga Bersifat Ketuhanan, dikatakan pada halaman 17:

“Benar, Injil adalah bersifat manusia, meski beberapa orang yang tidak berdasarkan pengetahuan, telah mengingkari hal ini. Kitab-kitab itu telah melalui pikiran manusia, ditulis dalam bahasa manusia, dengan tangan manusia, dan mengandung gaya karakteristik manusia.” (Ditambah penekanan).

Salah seorang Kristen terpelajar lainnya, Kenneth Cragg, Uskup Anglican dari Yerusalem, berkata dalam bukunya “The Call of the Minaret” pada halaman 277:

“Tidak begitu dengan Perjanjian Baru … Terdapat penyingkatan dan editing, terdapat pilihan, reproduksi dan pembuktian. Di balik penulis Kitab tersebut terdapat pemikiran Gereja. Kitab tersebut mewakili pengalaman dan sejarah.”

Jika setiap kata mempunyai arti, apakah perlu kita menambahkan kata lain sebagai komentar untuk membuktikannya? Tidak! Tetapi para pendakwah profesional, setelah membuka rahasia, masih mempunyai keberanian untuk mencoba meyakinkan pembacanya bahwa mereka telah membuktikan di balik bayang-bayang keraguan bahwa Injil adalah “Firman Tuhan yang tak dapat dibantah lagi.” Permainan tata bahasa –berdalih, dan bermain dengan kata-kata– menakjubkan!

Kedua Doktor Teologi ini mengatakan kepada kita dalam bahasa yang sejelas mungkin bagi manusia bahwa Injil adalah pekerjaan tangan manusia, sementara semuanya menganggap mereka sedang membuktikan yang sebaliknya. Seorang Arab mengatakan: “Jika yang seperti itu adalah para pendeta, Tuhan memberkati jamaah tersebut.”

Dengan omongan bodoh semacam ini, para penginjil “diberi inspirasi” untuk mengganggu “orang-orang kafir”. Seorang mahasiswa teologi belum dikualifikasikan sebagai penginjil muda dari Universitas Witwatersrand, menjadi seorang yang sering mengunjungi Masjid Newtown di Johannesburg, dengan pemikiran “kesaksian mulia” untuk para anggota jemaahnya. Ketika diperkenalkan kepadanya; (dan telah memahami maksudnya), saya mengundangnya makan siang di kediaman kakak saya –letaknya dekat dari Masjid. Saat mendiskusikan keaslian Injil selama makan dan merasakan kekeraskepalaan dogmanya, saya menyelidiki: “Professor Anda yang bernama Geyser (kepala jurusan teologi) tidak percaya bahwa Injil adalah Firman Tuhan.” Tanpa terlihat terkejut sedikitpun dia menjawab, “Saya tahu.” Saat ini secara pribadi saya tidak mengetahui keyakinan profesor tersebut tentang Injil. Saya hanya mengasumsikan dari kontroversinya tentang “Ketuhanan Kristus”. Dia telah mengangkat isu tersebut dengan penganut ortodoks beberapa tahun yang lalu. Kemudian saya melanjutkan, berkata, “Dosen Anda tidak percaya bahwa Injil adalah Firman Tuhan.” Anak muda tersebut memberi respon lagi, “Saya tahu,” tapi kali ini dia meneruskan dengan kata-kata, “tetapi saya percaya bahwa Injil adalah Firman Tuhan!” Tidak ada obat yang mujarab untuk orang seperti itu. Bahkan Yesus meratapi keadaan ini:

“… Sekalipun melihat, mereka tidak melihat; dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.” (Injil – Matius 13: 13).

Al-Qur’an, kitab suci Tuhan, juga menyalahkan mental seperti ini:

“Mereka tuli; bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).” (Al-Qur’an – Al-Baqarah (2): 18).

Tulisan ini ditujukan bagi siapa saja yang memiliki jiwa yang tulus, yang benar-benar tertarik mencari Cahaya Tuhan, dan ingin dibimbing oleh-Nya. Bagi yang lain, dengan jiwa yang berpenyakit, fakta-fakta yang diberikan ini hanya dapat menambah penyakit di dalam hatinya.

SIKAP UMMAT ISLAM

Orang-orang Kristen yang Sombong

Tak akan pernah Anda temui seorang misionaris, apakah itu Katholik, Protestan, atau salah seorang dari seribu satu sekte dan golongan Kristen, yang tidak, secara umum, mensyaratkan bahwa orang yang menjadi sasaran misi da’wahnya harus menerima “Injil”-nya sebagai kitab terakhir dalam setiap opini keagamaan. Satu-satunya jawaban yang dimiliki orang itu (sasaran misionaris) adalah, mengutip ayat-ayat Injil yang bertentangan dengan para misionaris atau mendebat penafsiran mereka.

Pertanyaan yang Mantap

Ketika seorang Muslim membuktikan suatu masalah dari kitab Injil milik umat Kristen, dan ketika seorang pendeta profesional tidak dapat menyangkal argumen-argumen tersebut –cara umat Kristen mengelak adalah dengan pertanyaan– “Apakah Anda menerima Injil sebagai firman Tuhan?” Dalam menghadapi hal itu, pertanyaannya terlihat mudah, tetapi jawaban sederhana “Ya” atau “Tidak” tidak dapat diberikan sebagai jawaban. Pertama kali seseorang harus menerangkan posisinya. Tetapi orang Kristen tersebut tidak akan memberikan kesempatan tersebut. Dia menjadi tidak sabar. “Jawab – ‘Ya atau Tidak!” dia memaksa. Bangsa Yahudi melakukan hal yang sama terhadap Yesus 2000 tahun yang lalu.

Pembaca dengan segera menyetujui bahwa sesuatu tidaklah selalu hitam atau putih. Di antara keduanya ada ber-jenis jenis bayangan abu-abu. Jika Anda mengatakan “Ya” untuk pertanyaan ini, itu berarti Anda siap menelan mentah-mentah semuanya, dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu. Jika Anda memberi tanggapan dengan mengatakan “Tidak”, dengan cepat ia melepaskan diri dari fakta-fakta yang Anda sajikan, dan mengumpulkan dukungan dari teman-teman-nya dengan: “Lihatlah, orang ini tidak percaya terhadap Injil! Apa haknya menjelaskan kasusnya dari kitab kita?” Dengan tipe argumen seperti ini ia tertolong menghindari isu tersebut. Apa yang harus dilakukan oleh seorang Mubaligh? Ia harus menjelaskan posisinya berhadapan dengan Injil, sebagaimana seharusnya.

Tiga Tingkat Pembuktian

Sebagai orang Islam, kita tanpa keraguan mengakui bahwa dalam Injil ada tiga jenis kesaksian berbeda yang dapat dikenali tanpa memerlukan pelatihan khusus apapun, yaitu:

  • Di dalam Injil Anda dapat mengenali apa yang mungkin digambarkan sebagai “Firman Tuhan”.
  • Anda juga dapat melihat apa yang digambarkan sebagai “Perkataan Nabi Tuhan”.
  • Dan Anda akan mengamati bahwa Injil adalah catatan dari para saksi yang melihat atau yang mendengar, atau tulisan seseorang berdasarkan cerita orang. Yang seperti itu adalah “Perkataan Sejarawan”.

Anda tidak perlu mencari contoh-contoh dari berbagai jenis bukti yang berbeda di dalam Injil. Kutipan berikut akan memperjelas hal tersebut:

Tipe pertama:

  • “Aku akan membangkitkan seorang Nabi bagi mereka . . . Aku akan menaruh Firman Ku . . . dan ia akan mengatakan kepada mereka segala apa yang Ku perintahkan kepadanya.” (Injil – Ulangan 18: 18).
    “Aku, Akulah Tuhan, dan tidak ada juru selamat selain daripada-Ku.” (Injil – Yesaya 43: 11).
  • “Berpalinglah kepada Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Aku-lah Allah dan tidak ada yang lain.” (Injil – Yesaya 45: 22).

Perhatikan kata ganti orang pertama (yang diberi tekanan) dalam referensi di atas, dan tanpa kesulitan Anda akan menyetujui bahwa redaksi pernyataan tersebut sepertinya layak sebagai firman Tuhan.

Tipe kedua:

  • “… Yesus berseru dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” (artinya: Allah Ku, Allah Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?….” (Injil – Matius 27: 46).
  • “Jawab Yesus kepadanya, ‘Hukum yang utama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita adalah Tuhan yang Esa’… ” (Injil – Markus 12: 29).
  • “Jawab Yesus kepadanya: ‘Mengapa kau katakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain daripada Allah saja’…” (Injil – Markus 10: 18).

Bahkan seorang anak kecil pun dapat menegaskan bahwa: Yesus “berseru,” Yesus “menjawab,” dan Yesus “berkata,” adalah perkataan dari orang yang dijadikan utusan-Nya, yaitu perkataan Nabi Tuhan.

Tipe ketiga:

“Dan dari jauh, Ia (Yesus) melihat pohon Ara yang sudah berdaun. Ia (Yesus) mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia (Yesus) mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia (Yesus) tiba disitu, Ia (Yesus) tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, …” (Injil – Markus 1 1: 13).

Kesaksian tipe ketiga ini banyak terdapat di dalam Injil, yaitu kata-kata orang ketiga. Perhatikan kata ganti kepunyaan yang telah diberi penekanan, itu semua bukanlah Firman Tuhan atau Perkataan Nabi-Nya, tetapi “perkataan sejarawan”.

Amatlah mudah bagi seorang muslim membedakan ketiga tipe redaksi dari bukti di atas, karena semua itu juga terdapat dalam kepercayaannya. Dibanding pengikut agama lain, seorang muslim paling beruntung karena berbagai macam catatan tersebut terdapat dalam kitab yang terpisah!

Pertama: Tipe pertama –Firman Tuhan– ditemukan dalam kitab yang disebut Kitab Suci Al-Qur’an.

Kedua: Tipe kedua –Perkataan Nabi Tuhan–, (Mu-hammad Shallallahu Alaihi wa Sallam) dicatat di dalam kitab yang disebut Hadits.

Ketiga: Bukti tipe ketiga ini berlimpah-limpah jumlahnya dalam berbagai buku sejarah Islam yang berbeda, beberapa ditulis oleh orang-orang berpengetahuan yang dapat dipercaya, dan yang lainnya ditulis oleh orang-orang yang kurang dapat dipercaya, tetapi umat Islam dianjurkan menyimpan kitab-kitab tersebut dalam buku yang terpisah!

Umat Islam menjaga ketiga tipe tersebut secara terpisah, sesuai tingkatan sumbernya, dengan tidak menyamakannya. Sebaliknya, Injil berisi campuran berbagai literatur, yang berisi hal-hal yang memalukan, mesum dan cabul –semua dalam sampul yang sama. Seorang Kristen terpaksa mengakui persamaan spiritual terhadap semuanya, dan ini menyebabkannya menjadi tidak beruntung.

PORNOGRAFI

PORNOGRAFI

Semua Referensi ini Berasal dari Kitab Suci Injil

  1. Hubungan Seks Antara Ayah dan Dua Orang Anak Perempuannya: Malam-malam kedua anak perempuan Nabi Lot menggoda ayah mereka yang mabuk dan mendapatkan anak darinya. (Injil – Kejadian 19: 30-36).
  2. Anak laki-laki Berhubungan Dengan Ibunya: Ruben anak laki-laki tertua dari Yakub, pada saat ayahnya tidak ada, berhubungan seksual dengan istri ayahnya dan Israel (nama lain Yakub) mendengarnya. Adegan ini dilaporkan kepadanya, tetapi dia tidak memarahi atau memukul anaknya atas kelakuan tersebut. Tuhan juga tidak memberikan sebuah kata celaan pun kepadanya. (Injil-Kejadian 35: 22).
  3. Yehuda Melakukan Perzinahan Dengan Menantu Perempuannya: Dia dengan segera menjadi hamil dan memberikan anak haram yang kembar yang kemudian menjadi nenek moyang Yesus Kristus. Ini berarti Tuhan memberi penghargaan kepada Yehuda dan keturunannya. (Injil -Kejadian 38: 15-30).
  4. Amnon, Salah Seorang Putra Nabi Daud Memperkosa Saudara Perempuannya: “Seorang anak laki-laki yang mulia dari seorang ayah yang mulia” berdasarkan Injil yang “Suci”, Amnon dengan sebuah tipu daya yang hebat memperkosa saudara perempuannya Tamar dan Tuhan tidak menghukum atau menegurnya. (Injil – 2 Samuel 13: 5-14)
  5. Putra Daud Yang Lain Memperkosa Ibunya (10 kali berurutan). Absalom membentangkan sebuah kemah di atas Sotoh dan membaringkan 10 istri (gundik) ayahnya dan memperkosa mereka semuanya satu per satu, ‘di depan mata seluruh Bani Israel.’ (Injil – 2 Samuel 16: 21-23).
  6. Yerusalem (Orang Yahudi) Pelacur Yang Tidak Pernah Puas Tidak bangsa Asyur, Babylonia atau Mesir pernah dapat memuaskan pelacur Yahudi tersebut. Pelacur-pelacur lain dibayar oleh klien mereka atas pelayanan yang diberikan tetapi pelacur ini membayar klien mereka agar dilayani. “Dia membentangkan kakinya untuk setiap orang yang lewat!” (Injil – Yehezkiel 16: 23-24).
  7. Dua Orang Perempuan Bersaudara Berkompetisi Satu Sama Lain Dalam Prostitusi. “Bagi kegemarannya terhadap kekasih-kekasihnya yang auratnya seperti aurat keledai dan emisinya seperti emisi kuda.” (Injil – Yehezkiel 23: 1-35)

Jika cuplikan kecil ini tidak memuaskan Anda, maka bukalah pasal-pasal dan ayat-yat Injil berikut ini di rumah. Jangan lupa untuk menandainya dengan warna merah agar mudah dijadikan referensi.

  • “Dia memegang dan menciumnya …
    “Marilah kita memuaskan birahi hingga pagi hari, dan bersama-sama menikmati asmara. Karena suamiku tidak di rumah, …” (Injil – Amsal 7: 7-22)
  • Berkata wanita tersebut: “Rajaku sedang berbaring di dipannya …”
    ‘Kekasihku mempunyai penciuman dari Myrrh sewaktu dia berbaring pada buah dadaku.” ( Injil – Kidung Agung 1: 12-13).
  • Di atas ranjangku pada malam hari kucari jantung hatiku.
    “… ketika saya menemuinya … Kupegang dan tak kulepaskan dia, sampai kubawa dia kerumah ibuku, ke kamar di mana aku lahir.” (Injil – Kidung Agung 3: 1-4)
  • “Lihatlah, cantik engkau, manisku
    bibirmu bagaikan seutas pita kirmizi …
    buah dadamu seperti anak rusa …
    Lingkar pahamu seperti permata …
    … Saya berkata, ‘Saya akan memanjat pohon palem …
    Oh, buah dadamu seperti sekelompok anggur’. “(Injil – Kidung Agung 4: 1-7).
  • “Dan Simson pergi ke Gaza, dilihatnya di sana seorang perempuan sundal (seorang Wanita Tuna Susila), dan dia menghampirinya (melakukan hubungan seksual dengan-nya). “(Injil – Hakim-hakim 16: 1).

George Bernard Shaw, pemikir dan dramawan besar Inggris, sewaktu membaca Kitab Suci Injil dengan teliti mengatakan bahwa kitab tersebut adalah “Kitab yang paling berbahaya di bumi. Jaga kitab tersebut dalam keadaan terkunci: larang anak-anak Anda membacanya.”

Dan majalah The Plain Truth, sebuah terbitan “World Church of Tomorrow,” dalam salah satu artikelnya mengatakan, “Banyak badan sensor akan memberi Injil rating X.”

Kepada Anda sekalian yang hendak mempelajari Injil secara mendalam, sangat direkomendasikan agar Anda menguasai bagian kedua dari buku ini, dengan judul Combat Kit yang merupakan senjata mematikan melawan para penginjil.

INJIL: BUNGA RAMPAI INCEST (PERZINAHAN)

INJIL: BUNGA RAMPAI INCEST (PERZINAHAN)

Pada umumnya pembaca akan kaget mendapatkan judul seperti itu di dalam sebuah kitab yang diatributkan kepada Tuhan. Anda harus membacanya sendiri agar dapat percaya. Pembaca dengan cepat mengacu ke halaman 13 untuk merasakan lebih dahulu bagian yang paling senonoh dari “Combat Kit“. Di awal halaman terdapat definisi dari Kamus New Collins (New Collins Dictionary).

INCEST: “Hubungan seksual antara 2 orang yang mempunyai hubungan yang sangat dekat.” Kamus Oxford menambahkan kalimat – “Untuk menikah.”

Pada hari Miriggu pagi, ketika sedang meneliti hal ini, saya dikunjungi oleh dua orang penginjil keliling. Mereka datang untuk memberi saya solusi dalam mengatasi masalah dunia dari Injil yang “Suci”. Saya mengalihkan pembicaraan, dan memberitahukan mereka bahwa saya hampir menyelesaikan tulisan tentang bunga rampai “Incest”. Saya bertanya, “Apakah mereka merigetahui arti kata tersebut?” Mereka mengatakan bahwa mereka mengetahui. Saya menjelaskan arti kata tersebut kepada mereka. Yaitu tentang hubungan seksual antara … Ayah dan anak perempuannya, antara anak laki-laki dan ibunya, antara ayah dan menantu perempuannya, antara kakak dan adik.

Saya menanyakan apa yang akan mereka katakan jika setelah esai tentang masalah tersebut selesai, saya memberikannya kepada adik atau anak perempuan mereka yang masih muda untuk membacanya. Mereka berdua bereaksi dengan mengatakan akan menahan saya!

Saya bertanya mengapa? Mereka mengatakan bahwa perbuatan saya memberikan buku yang mesum, kotor dan tidak bermoral kepada orang yang mereka cintai adalah sebuah serangan terhadap kesucian mereka. Saya mengatakan tidak akan menyalahkan mereka atas reaksi keras tersebut. Tetapi bagaimana jika ajaran mesum dan perzinahan yang tidak bermoral tersebut diambil dari yang dinamakan “Kitab Tuhan”, kitab suci Injil. “Tidak mungkin”, mereka berseru dengan marah. Injil tidak berisi pornografi seperti itu! Buktikan! Mereka meminta!”

Saya bertanya, “Buku yang berada di tangan Anda, apakah itu Injil?” (Para penginjil selalu membawa sebuah Injil) “Ya!”jawabnya. “Bolehkah saya melihatnya?” Injil tersebut diberikan kepada saya. Saya membuka Kejadian pasal 19 dan menunjukkan ayat 30, saya meminta salah seorang dari mereka membacanya. Penginjil tersebut melihat ayat itu lalu “tersenyum menyeringai”. Dia ingin mengalihkan permasalahan. Saya bertanya, “Ada apa, apakah itu bukan Firman Tuhan?”, “Ya,” jawab mereka tanpa berfikir lagi “tetapi … tetapi … ” Namun ketika didesak, apa yang dibaca orang Kristen tersebut? Lihatlah salinan aktual dari kitab suci tersebut pada bagian bawah bab ini.

Kedua salinan tersebut berasal dari Versi King James (KJV). Anda akan melihat adanya sedikit variasi antara kedua salinan tersebut. Pada ayat 32 versi pertama dibicarakan anak-anak perempuan Lot (Nabi Luth) yang ingin “mempertahankan benih ayah kita,” sementara pada versi kedua ditulis dengan “mempertahankan keturunan ayah kita,” tetapi terjemahan Injil yang lebih modern berbicara terus terang. Mereka berbicara secara jujur dan terus terang:

“Pada malam itu mereka (kedua anak perempuan Lot) memberi ayah mereka (Lot) minum anggur, lalu anak perempuan yang lebih tua berhubungan seksual dengannya …”

Keesokan harinya berkatalah sang kakak kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; Sebaiknya malam ini kita beri dia minum anggur lagi; masuk1ah engkau untuk tidur dengan dia, sehingga masing-masing kita akan mempunyai anak dari ayah kita. Demikianlah pada malam itu juga mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu anak perempuan yang lebih muda berhubungan seksual juga dengan ayahnya; …

Dengan cara ini mengandung kedua anak Lot itu dari ayah mereka. ”

(Injil – Kejadian 19: 33-36) (Dari Good News Bible in Today’s English)

Sebagai hasil dari hubungan haram dan perzinahan ini, kedua anak Lot masing-masing mendapatkan seorang anak yang terkenal dalam Injil sebagai nenek moyang Amon dan Moab, komunitas yang dijaga dan dilindungi secara khusus dalam “Kitab Tuhan”. Bangsa Yahudi harus memusnahkan orang-orang Palestina tanpa kecuali, tetapi bagi keturunan Lot dari hasil perbuatan zinah, Tuhan mempunyai perlakuan khusus yang lunak:

“Tuhan berkata kepadaku (Musa). Pada hari ini engkau (bangsa Israel) akan berjalan melintasi perbatasan Moab, yakni Ar, maka engkau sampai ke dekat bani Amon. Janganlah melawan mereka dan janganlah menyerang mereka, sebab Aku tidak akan memberikan kepadamu apa pun dari negeri Bani Amon itu menjadi milikmu, karena Aku telah memberikannya kepada Bani Lot menjadi miliknya.” (Injil – Ulangan 2: 18-19).

Bangsa Amon dan Moab tidaklah lebih baik dari sepupu Palestina mereka. Dalam pandangan Injil mereka hanyalah benih dari Lot, seorang keturunan zinah! Tanyakan kepada para penginjil, “Apa kandungan moral, pelajaran yang bisa dipelajari dari cerita mesum yang vulgar ini?” Jika tidak ada kandungan moral –dan memang tidak ada– lalu mengapa Tuhan tidak mencela Lot atau mendatangkan syphillis, gonorrhoe atau AIDS kepadanya? Bahkan sebaliknya, keturunannya adalah bangsa yang diberkahi dalam pandangan Tuhan. Nilai moral bagaimana yang bisa Anda dapatkan?

Penegasan Seorang Psikolog

Dr. Vernon Jones, seorang psikolog Amerika yang ternama, melakukan eksperimen pada sekelompok anak sekolah yang usia dan status pendidikannya sama. Cerita tertentu dengan bias khusus diceritakan ke anak-anak tersebut. Kesimpulannya adalah, cerita-cerita ini membuat “perubahan kecil tetapi permanen pada karakter anak-anak ini, meski di dalam situasi kelas yang terbatas.” Yang agak mengherankan, seorang penginjil Evangelist yang berpengaruh, Jimmy Swaggart, dalam bukunya tentang “Incest” (perzinahan) meratapi adanya perzinahan antara para ayah dan anak perempuannya yang telah mencapai proporsi yang endemik di USA. Ada sebuah hukum yang berlaku: secara fisik Anda adalah apa yang Anda makan dan secara moral dan mental Anda adalah apa yang Anda baca!

Sebelum melangkah lebih lanjut, bukalah Injil Anda pada Kejadian bab 19 ayat 30-36, dan beri bingkai ayat-ayat ini seperti Anda lihat pada bagian bawah bab ini, dan tulis pada bagian atas halaman tersebut dengan tulisan yang besar, dicetak tebal dan diberi garis bawah: “Perzinahan antara ayah dan anak perempuannya”. Di bagian bawah halaman tersebut terdapat referensi berikutnya dalam topik: “Perzinahan antara ibu dan anak laki-lakinya Hal. …?” dengan tipe ketebalan huruf yang sama.

Dapatkan referensi berikutnya dalam Injil Anda – Kejadian 35: 32, dan isikan dalam nomor halaman (seperti yang Anda lihat telah dilakukan) pada bagian bawah bab ini. Perhatikanlah nomor halaman yang berbeda-beda dalam Injil yang berbeda. Jadi yakinkan nomor halaman tersebut sebelum memberi nomor dalam Injil Anda.

Dengan Kejadian 35 dalam keadaan terbuka, beri bingkai ayat 22 seperti terlihat pada halaman 264 dan 265, dan tulis judul dalam huruf tebal: “Perzinahan antara anak laki-laki dan ibunya, ” dan garis bawahi. Pada bagian bawah halaman tersebut, tulis: “Perzinahan antara mertua dan menantu perempuannya Hal. …?” Lihat Kejadian 38 ayat 15-18 dan ulangi latihan memberikan nomor halaman dan membingkai ayat tersebut seperti yang telah Anda lakukan dalam 2 contoh sebelumnya. Kemudian kembali ke “Combat Kit” halaman 13 dan 14, dan selesaikan latihan menandai Injil Anda untuk menghadapi setiap “penginjil Kristen” yang mengetuk pintu Anda. Semakin baik persiapan Anda, maka penginjil tersebut akan menjadikan layang-layang sebagai pesawatnya.

Secara sekilas lihat kembali 2 halaman dibelakang (264 dan 265), dan judulnya: “Perzinahan antara Anak Laki-laki dan Ibunya.”

Baca ayat 22 di sana. Kedua salinan tersebut berasal dari versi King James (KJV yang paling terkenal. Tipe yang lebih besar berasal dari KJV dalam “Revisi Utama Kelima”nya. Sesudah merevisi kitab tersebut lima kali, orang-orang Kristen masih menyebutnya versi King James (!). Bandingkan kedua salinan tersebut. Mereka mulai -“Dan terjadilah,” dan “Dan maka terjadilah.” Umat Kristen belum membebaskan diri mereka dari sindrom “Pada mulanya”. Lihat The Choice jilid I, tentang penyakit abadi ini.

Terjemahan Modern Lebih Eksplisit

Kedua kutipan tersebut membicarakan- “Ruben pergi dan berbaring dengan Bilhah.” Injil Katholik Roma versi Douay menggunakan pilihan kata yang berbeda, yaitu “Ruben pergi dan tidur dengan Bala,” (maksudnya Bilhah). Tulisan yang berlainan ini tidak mengatakan kepada kita berapa usia Ruben. Tidak ada seorang pun yang heran mendengar seorang anak berusia 5 atau 10 tahun tidur dengan ibunya atau ibu tiririya, untuk menghangatkan diri. Versi “The New Century” dalam Injil Anak-anak Internasional (diterbitkan oleh “Word Bibles” Word (ITK) Ltd, Milton Keynes, Inggris) tidak menghendaki anak-anak Kristen menerka-nerka arti kata “berbaring” atau “tidur”. Mereka bahkan mengeluarkan para penginjil dari kesulitan menerangkan kata-kata sederhana yang mereka sendiri ragu atas interpretasinya. Terjemahannya adalah -“Ruben melakukan hubungan seksual dengan seorang budak wanita Israel yang bernama Bilhah.”

Dapatkah mereka menyatakannya dalam bentuk yang lebih sederhana bagi “para penganut kelahiran kembali” yang tidak pernah menjadi dewasa?

Dari 12 anak Yakob, Ruben adalah “anak pertama”, putra tertua, yang dalam usianya yang sebaik-baiknya, memperkosa ibunya! Meski disebut “budak wanita” atau “gundik”, dia adalah istri ayahnya, (dan istri ayah Anda adalah seorang ibu dalam definisi apa pun).

“Istri” dan “gundik” adalah istilah yang sinonim dalam Injil. Periksa dalam Injil Anda di rumah:

(a) Ibrahim mengambil pula seorang istri, namanya Ketura. (Injil – Kejadian 25: 1)

Kitab Kejadian dikenal sebagai kitab pertama Musa Alaihis salam. Tuhan Yang Maha Kuasalah yang dianggap telah mendiktekan kelima kitab Taurat Yahudi yang sekarang diterima oleh semua umat Kristen sebagai Firman Tuhan. Pada kitab pertama dari lima kitab ini, Tuhan Yang Maha Kuasa mengatakan kepada Musa Alaihis-salam bahwa “istri” ketiga dari temannya, Ibrahim Alaihis-salam adalah Keturah, dua yang sebelumnya adalah Sarah dan Hajar. Jika Tuhan Musa Alaihis salam sendiri mengetahui bahwa Keturah sebagai “istri” Ibrahim, lalu siapa yang mempunyai keberanian menentang-Nya dan mencemarkan nama Keturah? Tetapi “beberapa penulis yang “tidak diketahui” dari kitab 1 Tawarikh, bab satu, ayat 32, berani mengubah kata-kata yang didiktekan Tuhan kepada Musa Alalhis-salam dari “Istri” menjadi “Gundik”, kecuali jika yang dimaksud sama. Sebaliknya, penginjil seharusnya mengetahui bahwa masih terdapat kontradiksi yang lain di dalam Injil. Lihat pada indeks “Combat Kit” dalam kontradiksi dalam injil dan tambahkan point ini dalam daftar Anda.


Perzinahan antara Ayah dengan Anak Perempuannya

[30] Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. [31] Kata kakak-nya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. [32] Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita. [33] Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. [34] Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.” [35] Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur; lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. [36] Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka.

Perzinahan Antara Anak Laki-laki dengan Ibunya

[22.a] Ketika Israel diam di negeri ini, terjadilah bahwa Ruben sampai tidur dengan Bilha, gundik ayahnya, dan kedengaranlah hal ini kepada Israel.

[1 Tawarikh 1:32] Keturunan Ketura, gundik Abraham: perempuan itu melahirkan Zimran, Yokasan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. Anak-anak Yoksan ialah Syeba dan Dedan.

[Kejadian 25:1] Abraham mengambil pula seorang istri, namanya Ketura.

Gundik: Lihat, istri dan gundik adalah istilah yang sinonim dalam Injil. Jika tidak, itu sebuah kontradiksi

PENGUJIAN WAHYU

Misionaris Kristen sangat gemar mengulang ayat berikut dari tulisan Paulus. Karya Paulus paling banyak dibanding semua penulis Injil lainnya. Paulus menulis lebih dari 50% kitab dan surat-surat Perjanjian Baru. Tepatnya 14 dari 17! Dalam wahyu yang diakuinya sendiri dia berkata,

“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (Injil – 2 Timotius 3: 16-17).

Ini adalah surat pribadi kedua dari Paulus kepada Timotius (muridnya). Ingatkah Anda bahwa Paulus menasihatkan Timotius dalam suratnya yang pertama – “Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.” (1 Timotius 5: 23)? Sekarang Paulus memberikan Timotius nasihat spiritual yang lebih penuh harapan, dan dapat diadaptasikan lebih luas untuk para pendengar.

Tetapi siapakah Timotius? Dia direkrut untuk menolong Paulus dalam misi yang ditunjuknya sendiri. Dia adalah anak dari ayah seorang Yunani dan ibu seorang Yahudi, sehingga sesuai hukum Yahudi, Timotius adalah seorang Yahudi. Tetapi dia seorang Yahudi yang tidak dikhitan. Agar membuatnya “halal”, Paulus mengharuskan Timotius berkhitan (Kejadian 16: 3).

Dalam ayat tersebut, Paulus menasihatkan Timotius masalah “kitab suci Injil”. Injil yang dijadikan acuan oleh Paulus bukanlah salah satu yang kemudian dikenal sebagai “Injil Matius” atau “Injil Lukas” atau “Injil Yohanes”. Semua Injil ini belum ada dan baru dibuat beberapa dekade dan abad kemudian. Paulus tidak mempunyai pengetahuan tentang kitab-kitab tersebut. Paulus memberi Timotius “Kitab Suci” yang sudah dikenalnya sejak “masa kanak-kanak” Kitab orang Yahudi seperti yang terdapat dalam Perjanjian Lama. (Lihatlah hal tersebut pada 2 Timotius 3: 15).

Karena ayat 16 yang sedang didiskusikan ini digunakan dengan luas oleh para misionaris Kristen untuk membuktikan kebenaran Injil secara keseluruhan, kita akan menggunakannya sebagai sebuah uji kasus.

Ayat tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa jika setiap tulisan berasal dari Tuhan, dia akan bermanfaat untuk:

  1. Doktrin: Pengajaran
  2. Teguran: Untuk menghukum, memarahi, untuk menunjukkan kepada umat apa yang salah dalam hidup mereka.
  3. Koreksi: Berguna untuk memperbaiki kesalahan.
  4. Instruksi kepada kebenaran: untuk melatih dan mengajarkan kita bagaimana hidup secara benar.

Menurut saya, empat judul katagori Firman Tuhan di atas adalah sangat beralasan. Saya telah menanyakan umat Kristen apakah mereka dapat menemukan judul kelima untuk katagori Firman Tuhan, dan berdasarkan pengalaman tidak pernah saya peroleh judul yang sesuai. Kita akan biarkan seperti itu. Sekarang marilah kita kembali ke pasal 38 dari kitab kejadian yang terkenal itu untuk menganalisanya. Sangat penting untuk membaca dengan teliti keseluruhan pasal tersebut sehingga tidak seorang Misionaris pun pernah dapat menuduh Anda membaca Injil di luar konteks.

Apakah konteksnya? Lima ayat yang pertama berbicara tentang Yehuda dan tiga orang saudara kandungnya. Yehuda adalah ayah bangsa Yahudi yang darinya kita turunkan kata “Judea” dan “Judaism.” Juga Juda (bahasa Ibrani: Huda; juga bahasa Arab). Huda menjadi Hudi dan Yahudi, berarti bangsa Yahudi.

Yehuda mempunyai tiga anak laki-laki, yaitu Er, Onan dan Syela. Anak yang pertama menikah dengan seorang wanita yang bernama Tamar. Tetapi ayat tujuh menulis kematian Er yang terlalu cepat.

“Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di mata Tuhan, maka Tuhan membunuh dia.” (Injil – Keja-dian 38: 7).

Berdasarkan standar yang ditetapkan dalam 2 Timotius 3: 16 untuk menguji apakah tulisan tersebut berasal dari Tuhan, tanyakanlah teman misionaris kita: dalam judul apa ayat ini akan ditempatkan? Di bawah

  1. Doktrin,
  2. Teguran,.
  3. Koreksi,
  4. Instruksi kepada kebenaran(?).

Teman kita tersebut tidak akan kesulitan mendapatkan jawaban yang benar, “teguran!” Pelajaran yang didapat adalah jika kita melakukan sesuatu yang jahat dalam pandangan Tuhan, Dia akan menghancurkan kita. Itulah kandungan moralnya; itulah pelajarannya!

Dalam Kejadian 38: 8 dikatakan bahwa seorang tua bernama Yehuda mengatakan kepada anak keduanya, Onan, untuk menikah dengan janda almarhum kakaknya agar mendapatkan seorang anak darinya untuk meneruskan nama almarhum kakaknya, karena dia meninggal tanpa mempunyai anak. Dalam bangsa Yahudi nama seseorang tidak boleh hilang.

Di dalam Injil tertulis:

“Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: ‘Hampirilah istri kakakmu itu (maksudnya, lakukanlah hubungan seksual dengannya), dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu’.
Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti (anak tersebut tidak akan membawa namanya);
Sebab itu setiap kali ia menghampiri istri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya.
Tetapi yang dilakukannya itu adalah jahat di mata Tuhan, maka Tuhan membunuh dia juga.” (Injil – Kejadian 38: 8-10)

Tuhan membunuh Onan atas rasa irinya. Dia tidak menghendaki nama almarhum kakaknya terus hidup sebagaimana yang dikehendaki hukum. Tanyakanlah kepada para penginjil, di bawah judul yang mana akan diletakkan perbuatan Tuhan tersebut? Di bawah: Doktrin? Teguran? Koreksi? Atau Instruksi kepada kebenaran?

Jawabannya seperti yang sebelumnya, yaitu “teguran!” Masalah ini tidak membebani pikirannya.

Saya harap Anda telah membingkai ayat 15-18 seperti yang diinstruksikan pada halaman 21. Pasal yang pendek ini, Kejadian 38, adalah bagian pornografi yang paling mesum dalam sebuah “Kitab Tuhan”. Setelah membacanya berkali-kali, buatlah catatan.

Yehuda memulangkan menantunya, Tamar, ke rumah orang tuanya dengan janji jika anaknya yang ketiga, Syela, sudah cukup dewasa untuk menikah, dia akan memanggilnya untuk memenuhi tugasnya memberi Tamar seorang bayi untuk mengekalkan nama almarhum suaminya, Er.

Yehuda adalah orang yang percaya kepada takhayul. Dia telah kehilangan dua orang anak laki-lakinya karena Tamar, menantunya, dan dia tidak berani mengambil resiko kehilangan anak yang tinggal satu-satunya, Syela, Yehuda ketakutan “Jangan-jangan dia mati seperti kedua kakaknya itu.” (Injil – Kejadian 38: 11).

Syela telah dewasa dan mungkin telah siap menikah, tetapi ayahnya tidak memanggil Tamar untuk menikah dengan Syela sehingga Tamar dapat mengandung seorang anak yang membawa nama almarhum suaminya.

Tamar ingin balas dendam atas kelalaian Yehuda melakukan tugasnya. Dia mendapat kabar bahwa mertuanya sedang pergi ke Timna untuk mencukur dombanya. Tamar merencanakan untuk mencegat Yehuda. Dia pergi dan duduk di tepi jalan, mengetahui dalam hatinya bahwa laki-laki tua tersebut tidak akan pernah melewatinya tanpa menegurnya. Begitulah, Yehuda melihat Tamar dan mengira dia adalah seorang Wanita Tuna Susila, seorang pelacur. Lalu berkata kepadanya (Tamar),

“…. ‘Marilah, aku mau menghampiri engkau,’ (sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: Asal engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku’…” (Injil – Kejadian 38: 16).

Pada saat itu orang-orang tidak membawa uang tunai atau kartu kredit, sehingga Yehuda berkata akan mengirim kepada Tamar seekor anak kambing setelah dia berhubungan seksual dengannya. Tamar bukanlah seorang yang dapat terbuai oleh ucapan tersebut. Dia mempunyai rencana utama, yang telah dipikirkan dan dilakukan secara baik. Dia menawar, “Apakah jaminannya bahwa anak domba tersebut akan dikirim?” “Apa jaminan yang Anda inginkan?”, tanya Yehuda. “Cincin dan gelang Anda (masyarakat pada masa itu biasanya menggunakan gelang pada pergelangan tangannya) dan tongkat yang Anda pegang saat ini.” Laki-laki tua tersebut menyerahkan barang-barang yang diminta dan berhubungan seksual dengan menantunya. Dari hubungan ini Tamar mengandung. (Jangan lupa bahwa Er dan Onan gagal membuat Tamar mengandung).

Dalam masa tiga bulan; kehamilannya semakin tampak. Gunjingan mulai menyebar. Berita Tamar telah “melakukan pelacuran dan mengandung anak dari perbuatan tersebut” sampai kepada Yehuda. Yehuda sekarang mempunyai alasan untuk marah terhadap Tamar Dia memerintahkan, “Bawa dia keluar (perempuan jalang tersebut), dan bakar dia.” Sebelum ini dia adalah perempuan yang jahat (Yehuda kehilangan dua anak laki-laki karena Tamar). Sekarang dia adalah seorang perempuan jalang dan patut dibakar hidup-hidup!

Tamar lebih cerdik dari yang dibayangkan Yehuda. Sebelum mertuanya melakukan hal tersebut, dia mengirim cincin, kalung dan tongkat, melalui seorang pelayan dan sebuah permohonan agar Yehuda mencarikan orang yang bertanggung jawab atas kehamilannya. Tamar berkata, “Bersama laki-laki yang memiliki barang-barang ini, saya saat ini mengandung.” Yehuda mengenali barang-barang miliknya dan berkata,

“…. ‘Bukan aku, tetapi perempuan itulah yang benar, karena memang aku tidak memberikan dia kepada Syela, anakku yang masih hidup’. Dan dia tidak bersetubuh lagi dengan perempuan itu.” (Injil – Kejadian 38: 26).

Sembilan bulan setelah hubungan seksual di Timna antara Yehuda (seorang mertua) dan Tamar (menantunya sendiri), bidan berjaga-jaga di sisi tempat tidur Tamar. Dari ukuran perutnya, dia memperkirakan Tamar mengandung anak kembar Dan berdasarkan hukum Musa Alaihis-salam, dia harus sangat berhati-hati dalam memberi tanda “anak pertama”. Jika wanita melahirkan anak kembar yang identik dan jika tidak hati-hati dalam memberi tanda kepada anak pertama, maka ditakutkan adanya ketidakadilan, karena anak pertama menerima bagian yang terbesar dari warisan ayahnya.

Ketika Tamar melahirkan, salah seorang bayi tersebut ditarik tangannya dan perawat mengikatkan sebuah benang merah tua untuk menandakan bahwa “Inilah bayi yang pertama lahir!” Tetapi hal ini terlalu sensitif untuk amak yang baru lahir, sehingga dia dengan cepat menarik tangannya ke dalam kehangatan ibunya, dan menyaksikan adik laki-lakinya lahir, dan bidan berseru,

“…’Alangkah kuatnya engkau menerobos keluar; maka anak itu dinamai Peres. Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah.” (Injil – Kejadian 38: 29-30).

Peres adalah sebutan untuk orang yang melompati antrian, seorang yang telah membuat orang lain keluar dari gilirannya, dan Zerah berarti “merah” dalam bahasa Ibrani karena dia memiliki benang merah pada tangannya.

Pertanyaannya adalah, Apa kandungan moral dari seksologi Injil pada pasal 38 kitab pertama yang terkenal ini? Tuhan membunuh Er: Pelajaran yang kita dapatkan adalah “teguran!”

Tuhan membunuh Onan: Lagi-lagi pelajarannya adalah “teguran!”

Sekarang Yehuda melakukan perbuatan zina dengan Tamar dan mendapatkan anak haram yang kembar yang kemudian dianugrahi menjadi nenek moyang satu-satunya “anak Tuhan!” Apa kandungan moralnya? Tidak ada, maka berarti tidak bermoral!

Di bawah judul apa Anda akan menempatkan cerita mesum ini? Apakah?

  1. Doktrin ?
  2. Teguran ?
  3. Koreksi ?
  4. Instruksi kepada kebenaran?

(Injil – 2 Timotius 3: 16-17)

Jika kita tidak dapat memasukkan cerita mesum ini di bawah 4 judul tersebut dalam sebuah kitab Tuhan, maka kita terpaksa membuat judul kelima. Judul kelima yang tepat adalah – Pornografi.

Yehuda, Bapak bangsa Yahudi (darinya diturunkan kata-kata – Jew, Judaism, Judea, dll), dan Tamar (menantunya) serta keturunannya yang haram –Peres dan Zerah– diabadikan perbuatan haramnya di dalam yang dinamakan Kitab Tuhan:

“Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Ibrahim. Ibrahim memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub. Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar …” (Injil – Matius 1: 1-3).

Di dalam setiap Injil yang menyediakan referensi silang, dimana kalimat “Yehuda memperanakkan peres dan Zerah dari Tamar” disebutkan, catatan marginal menunjuk ke Kejadian pasal 38 dengan kemesumannya secara terperinci.

Onan juga mempunyai label yang “termahsyur” (termahsyur keburukannya!). Setiap kamus terkenal mengabadikan perbuatan seksual yang tidak wajar akibat iri hati dalam judul – Onanisme. Dosa Onan; Coitus interruptus (berasal dari Onan, anak laki-laki Yehuda – Kejadian 38: 9).

Anak Tuhan atau Anak Roh Kudus!

Umat Kristen dalam semangat yang besar untuk memproduksi sebuah silsilah bagi Tuhannya, telah menemukan dua silsilah, sebuah oleh Matius dan yang lainnya oleh Lukas. Di antara dua daftar leluhur Yesus ini mereka memberinya enam puluh enam ayah dan kakek. Dari kedua daftar ini tidak ada nama yang identik, kecuali Yusuf (tukang kayu) yang tidak ada jalan lain disebut sebagai ayah Yesus Kristus, seperti yang dikatakan Matius kepada kita:

“…. Ternyata ia (Maria) mengandung dari ROH KUDUS, sebelum mereka (Yusuf dan Maria) hidup sebagai suami istri … malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ‘Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (Injil – Matius 1: 18-20).

Matius, dalam ketiga ayat tersebut menegaskan dua kali bahwa Roh Kudus-lah yang menyebabkan Mariam hamil. Dengan definisi yang kita ketahui bahwa dalam setiap bahasa di dunia seorang yang bertanggung jawab menghamili seorang wanita adalah ayah sebenarnya dan bukan yang dianggap ayah. Dari sini, berdasarkan pernyataan yang tegas dari Matius, Roh Kudus adalah ayah yang sebenarnya dari Yesus dan bukan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dunia Kristen harus meninjau ulang teologi mereka dengan menyebut Tuhan, sebagai Anak Roh Kudus dan BUKAN Anak Tuhan.

BERALIH MENGUASAI

BERALIH MENGUASAI

Strategi Baru Umat Kristen

Setelah 15 tahun berusaha keras, akhirnya pada tahun 1992 saya mendapatkan sebuah visa untuk mengunjungi Sudan. Saya diterima oleh negara tersebut, dan melakukan sebuah ceramah keliling. Tujuan ceramah keliling ini adalah untuk mempersenjatai para saudara Muslim dalam menghadapi Misionaris Kristen yang sedang mencoba mendapatkan pengaruh di sana. Pada saat tanya jawab di akhir salah satu ceramah di Khartoum, seorang mahasiswa mengajukan pertanyaan:

“Para aktivis Kristen dari Inggris dan Amerika sering mengunjungi rumah kami di Khartoum: sebagai Muslim kita menerima mereka dengan tradisi Arab yang ramah (menjadi bagian dari keluarga tanpa formalitas).”

“Setelah duduk, Misionaris ini menanyakan apakah sebagai Muslim kami percaya pada hari pembalasan? Jawaban kami adalah ‘tentu saja!’ Mereka melanjutkan dengan per-tanyaan lain: ‘Setelah dihisab, Anda akan mendapatkan surga jika Anda pantas atau neraka jika Anda patut mendapatkannya. Anda percaya hal tersebut?’ Seperti sebelumnya, jawaban kami adalah ‘ya!’. Dalam sebuah strategi yang direncanakan dengan baik, hal ini diikuti dengan pertanyaan ketiga: ‘Di mana letaknya surga Anda ini, di bumi atau di langit? Apa yang dikatakan Al-Qur’an Anda? Kami ingin tahu jawaban Anda.”

Penyelidikannya ada dalam pertanyaan “Apa yang dikatakan Al-Qur’an Anda?” Jika jawaban Anda “Dibumi,” dia akan bertanya, “Tunjukkan pada saya! (maksudnya dalam Al-Qur’an).” Jika Anda menjawab “Di langit” dia sudah siap dengan pertanyaan yang sama, “Tunjukkan pada saya!” Lawan Anda sudah terlatih dan dipersenjatai dengan baik. Dia telah mempelajari kliennya dengan baik. Dia telah menemukan bahwa 90% Muslim, meski mereka mempunyai pilihan, apakah untuk “Bumi” atau “Langit”, mereka tidak akan dapat menunjukkan ayat yang spesifik dalam Al-Qur’an yang mendukung pendapat mereka. Ini tepat sekali dengan pengakuan yang diinginkannya dari Anda. Sekali mengakui ketidak mampuan Anda dalam membuktikan ayat Al-Qur-‘an, maka dia akan membentangkan jebakan dan berkata, “Ijinkan saya memperlihatkan kepada Anda apa yang dikatakan Injil.” Dia telah memberikan kesempatan pertama kepada Anda untuk menjelaskan kepadanya ayat Al-Qur’ an. Dan karena Anda gagal; secara moral Anda wajib mendengarkan penjelasannya. Sebuah permintaan yang sopan agar Anda mendengarkannya, dan kita sebagai Muslim adalah orang-orang yang sopan.

Setelah memaksa Anda menjadi patuh tidak berdaya, dia pergi dengan meninggalkan sebuah brosur yang indah dengan teknik pewarnaan yang meriah. Sebuah brosur yang berjudul “Bagaimana menemukan jalan menuju Surga” dalam sebuah bahasa pilihan Anda.

Pertanyaannya adalah: Apakah jawaban Al-Qur’an terhadap teka-teki Kristen tersebut: Apakah surga umat Islam di bumi atau di langit?”

Kepada para hadirin di Khartoum saya berterus terang mengaku bahwa jika pertanyaan tersebut diajukan kepada saya, saya harus mengatakan dengan jujur terhadap lawan Kristen tersebut bahwa “Saya tidak tahu.” Saya akan mengakui bahwa saya malu pada diri sendiri. (Sampai saat ini saya belum menemukan jawaban Al-Qur’ an tentang hal tersebut).

Setelah menyerah, kita harus beralih menguasai musuh. Saya akan mengatakan kepadanya bahwa saya tidak mengetahui Al-Qur’an sebaik yang seharusnya, “Saya mengakuinya, tetapi apakah Anda mengetahui Injil Anda?” Dia terlalu sombong untuk menjawab, “Tidak” Dia memegang sebuah Injil di tangannya. Dia telah dipersenjatai dengan baik. Saya akan memintanya, “Dapatkah saya melihat Injil Anda?” Misionaris tersebut akan sangat gembira dengan permintaan tersebut. Anda menolongnya dalam menjalankan misi mereka. Saya membuka kitab pertama Injil yang dinamakan Kejadian. (Injil Katholik Roma memiliki 73 kitab di dalamnya, sedangkan Protestan mempunyai 66 kitab). Keterangan lebih lanjut dapat Anda baca dalam bagian 3 buku ini.

Saya menyerahkan kembali Injil tersebut dengan posisi terbuka pada kitab Kejadian pasal 19 dan menunjukkan ayat 30, kemudian memintanya membaca dengan keras agar saya dapat mendengarnya. Dia terlalu pintar untuk melakukan hal tersebut. Dia dilatih untuk tidak mengikuti instruksi Anda tetapi membaca hanya yang telah dipilihnya. Dia mengamati ayat tersebut, lalu tersenyum “licik”. Dia akan mengalihkan permasalahan. Tanyakan kepadanya, “Ada apa? Apakah itu bukan kitab Tuhan?” Dia berkata, “Ya.” Maka bacalah! Jika dia membaca, apa yang dibacanya? Saya memberikan kepada para pendengar intisari ayat ini dan ayat 15-18 pasal 38 serta juga ayat 22 pasal 35 pada kitab Kejadian yang sama, dengan memberi pertanyaan kepada penginjil tersebut “Apa kandungan moralnya?” “Apa kandungan moral dari semua ayat (cerita) ini?”

Kita menceritakan kepada anak-anak kita berbagai anekdot, dongeng (Rubah dan Anggur, Serigala dan Anak Biri-biri, Anjing dan Bayangannya, dan lain-lain”), tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada mereka. Di balik cerita ini ada sebuah kandungan moral. Kita mengajari anak-anak agar jangan seperti rubah yang serakah, yang ketika tidak bisa meraih serumpun anggur lalu berkata bahwa “Anggur tersebut asam.” Jangan seperti anjing serakah, yang ketika melihat bayangannya dalam air kemudian melepaskan tulang yang berada dalam mulutnya untuk mendapatkan tulang yang berada pada anjing yang dilihatnya dalam bayangan tersebut. Ada sebuah pesan moral di balik cerita-cerita ini! Oleh karena itu, apakah nilai moral di balik, ‘Anak perempuan menggoda ayah mereka, bermalam- malam dan mendapatkan anak haram melalui ayah mereka.” (Kejadian 19: 30-36) atau “Seorang anak laki-laki berhubungan dengan ibunya.” (Kejadian 35: 22) atau juga “Seorang ayah berhubungan dengan menantunya sehingga memperoleh anak kembar dari menantunya tersebut.” (Kejadian 38: 15-18)? Jika tidak ada pelajaran moral yang dapat dipelajari dari penggambaran pornografi dalam apa yang dinamakan “Kitab Tuhan” ini, maka semua itu tidak bermoral!

Tak diragukan lagi, para pendengar akan tergetar hatinya dengan cara beralih menguasai dalam menghadapi misionaris Kristen.

Combat Kit

Dalam perjalanan pulang kembali ke Afrika Selatan, saya menulis sebuah artikel bagaimana menghadapi misionaris yang datang mengganggu umat Islam di rumah-rumah mereka. IPCI menerbitkan 100.000 salinan manual ini –“Combat Kit“– yang didistribusikan secara gratis di seluruh dunia. Dapatkan salinan gratis dari Islamic Propagation Centre International (IPCI), 124 Queen Street, Durban 4001 South Africa Telp (27-31)3060026, Fax (27-31) 3040326.

Salinan ini adalah sebuah buku instruksi, dan bukan untuk hiasan. Segera setelah Anda mendapatkannya, lihatlah indeks pada halaman satu dan ikuti instruksi-instruksi yang terdapat pada halaman dua.

Untuk memulai latihan, Anda membutuhkan Injil. Jika Anda tidak memiliki, maka belilah sebuah Injil dalam bahasa pilihan Anda, sebaiknya Versi King James (KJV= King James Version).

Saya meminta murid saya membuka sampul depan Injil yang mereka miliki dan meminta agar mereka menempelkan salinan “Combat Kit” secara permanen ke Injil tersebut. Jika tidak, salinan manual tersebut mudah tercecer atau hilang. Begitu “Combat Kit” melekat di tempatnya, murid tersebut siap untuk melakukan langkah pertama. Saya memintanya membuka indeks pada halaman satu. Sewaktu melihat-lihat topik yang ada di dalamnya, mata kami berhenti pada item 16, yaitu: “Perzinahan: Tipe-tipe perzinahan di dalam Injil … halaman 13″

SASARAN PERTAMA

SASARAN PERTAMA

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali Imran (3): 110).

Membiarkan Mereka Sendiri?

Ayat di atas adalah salah satu ayat kitab suci Al-Qur’an yang paling sering dipakai untuk menerangkan beberapa hal. Saya telah mendengar lusinan ceramah yang membawakan setengah pertama dari ayat tersebut, berhenti pada kata “Allah” diikuti dengan penjelasan yang berbeda. Hal yang sama saya lakukan dengan penjelasan lebih dari setengah lusin topik yang berbeda.

Selama sesi tanya jawab di akhir ceramah di Newcastle (sebuah kota di Northen Natal, Afrika Selatan), saya ditanya mengapa dalam ceramah dan tulisan saya tidak membiarkan saja orang-orang Yahudi dan Kristen. Dalam menjawab pertanyaan ini, saya membaca setengah pertama dari ayat di atas, dan meminta kepada pendengar yang sudah mengenal kutipan tersebut mengangkat tangan. Sebelas orang dari sekitar 300 pendengar mengangkat tangannya. Saya kemudian meminta kepada 11 orang tersebut untuk menurunkan tangannya jika ada yang hafiz Qur’an karena mereka tentunya mengetahui keseluruhan ayat tersebut berdasarkan daya ingatnya yang baik. Tiga dari sebelas orang tersebut menurunkan tangannya. Saya meminta sisanya yang berjumlah delapan orang untuk menyelesaikan setengah yang berikutnya dari ayat tersebut, dan semuanya salah. Hal yang sama juga saya alami pada masa lalu ketika harus mengingat ayat tersebut.

Berdasarkan pengalaman, belum pernah saya mendengar sebuah penjelasan dari setengah berikutnya ayat ini, dan juga tidak seorang komentator Qur’an pun telah berkata sesuatu tentangnya. Sepertinya ada suatu konspirasi dalam hal ini. Tetapi tidak ada konspirasi. Setengah pertama dari ayat tersebut dapat dipakai untuk menjelaskan atau memperingatkan penyimpangan sesuai dengan penyimpangan yang dilakukan. Mereka tampaknya terlalu puas hanya dengan setengah pertama ayat tersebut.

Jawaban untuk pertanyaan, “Mengapa mengusik orang-orang Yahudi dan Kristen?” dapat ditemukan dalam setengah yang berikutnya dari kutipan Al-Qur’an di atas,

“Sekiranya Ahli Kitab (maksudnya Yahudi dan Kristen) beriman (terhadap kitab suci Al-Qur’an) tentulah itu lebih baik bagi mereka (dengan kata lain, juga baik untuk kamu, umat Islam) di antara mereka (yaitu Yahudi dan Kristen) ada yang beriman, tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali Imran (3): 110)

Pada awalnya, dalam ayat yang memperkenalkan risalah ini, Allah menganugerahkan kepada umat kemuliaan, hak-hak istimewa dan status yang tinggi, menjadi “Orang-orang terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia”. Kemuliaan dan status yang tinggi ini berarti membebankan kepada kita tugas dan tanggung jawab agar tidak mementingkan diri sendiri serta membagi status yang mulia ini dengan umat manusia lainnya.

Ahli kitab –Yahudi dan Kristen– adalah sasaran pertama kita, karena mereka telah dipersiapkan untuk menerima pesan ini. Selain itu, banyak Nabi telah menyampaikan pesan ini kepada mereka. Mereka tidak mengingkari kitab suci yang dibawa oleh nabi-nabi tersebut dan membanggakan wahyu Taurat, Zabur dan Injil dari masing-masing Nabinya. Karena itu mereka adalah umat yang paling tepat dan paling siap menerima Islam. Mereka seharusnya yang paling utama menyampaikan keinginan mereka terhadap keinginan Allah dalam Islam –sebuah wahyu yang terakhir telah ada dan dikonfirmasikan kepada mereka: Tetapi mereka jugalah yang pertama menolaknya: mengapa menolak? Apa pertimbangan mereka?

Namun demikian, tidak semua mereka telah sesat, Allah meyakinkan kita bahwa di antara kaum Yahudi dan Kristen terdapat sebagian yang beriman dengan tulus, “Tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Bagi Umat Kristen yang Baik

Kita harus menerapkan metoda penyampaian pesan yang paling efektif, baik kepada orang yang baik dan juga orang yang suka menentang dan sombong. Untuk orang yang baik di antara mereka, bukalah kitab suci Al-Qur’an dan terangkan ayat-ayat pada surat ke 3, dimulai dengan ayat 42 ini:

“Dan (ingatlah) ketlka Malaikat (Jibril) berkata, ‘Hai Mariam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu, melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).

Hai Mariam, ta’atlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku.’

Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa diantara mereka yang akan memelihara Mariam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.

(Ingatlah), ketika Malaikat berkata, `Hai Mariam sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al-Masih `Isa putera Mariam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia da-1am buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang orang yang saleh. ”

Mariam berkata, “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak; padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun.”Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya, “Jadilah”, lalu jadilah dia:

Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al-Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka), “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu’jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung, kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.” (QS. Ali Imran (3): 42-49)

Dalam pendekatan Anda terhadap umat Kristen, buatlah asumsi bahwa setiap orang Kristen adalah Kristen yang baik dan tulus, kecuali jika mereka membuktikan yang sebaliknya. Baca ayat-ayat Al-Qur’an di atas jika mungkin bersama lafal Arabnya, frase demi frase. Anda tidak dapat membayangkan pengaruh yang dahsyat dari kalimat-kalimat Allah ini yang dialami pada pendengar. Saya berulangkali melihat air mata keluar dari mata para pendengar persis seperti dinyatakan dalam Qur’an yang mulia:

“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan airmata disebabkan kebenaran (Al-Qur’an) … ” (QS. Al-Maidah (5): 83).

Ini adalah pendekatan yang positif. Perlakukan mereka dengan baik dan perasaan sayang yang patut mereka terima. Tetapi jika mereka menampakkan kebencian dan kesengitan mereka terhadap Nabi Muhammad, kitab suci Al-Qur’an dan Islam, kita berhak mengubah pendekatan yang dilakukan. Dalam menghadapi kejadian seperti ini kita telah diberi peringatan melalui kalimat terakhir yang dikutip dari ayat pada permulaan bab ini:

“Tetapi kebanyakan mereka adalah orang orang yang fasik.”

Hukum Bedah dan Otopsi Jenazah Muslim


Hukum Bedah dan Otopsi Jenazah Muslim

oleh Ustad Ahmad Sabiq Abu Yusuf

www.ahmadsabiq.com

Praktek yang dilakukan oleh fakultas kedokteran untuk mengetahui seluk beluk organ tubuh manusia agar bisa mendeteksi setiap organ tubuh yang tidak normal dan terserang penyakit serta mengobatinya sedini mungkin atau untuk tujuan lainnya adalah dengan membedah jasad mayat manusia. Apakah ini dibolehkan dalam pandangan syara’ ataukah tidak ? Karena praktek ini dilakukan hampir di semua fakultas kedokteran maka dengan memohon taufiq kepada Alloh Ta’ala, saya turunkan pembahasan ini dengan mengacu pada tulisan Lajnah Hai’ah Kibarul Ulama’ Arab Saudi dengan beberapa tambahan.

Tulisan ini saya bagi menjadi beberapa pokok pembahasan :

  • Kehormatan seorang muslim baik hidup maupun mati
  • Macam-macam tujuan membedah jenazah
  • Hukum membedah perut mayat wanita untuk menyelamatkan bayi yang masih dalam perut
  • Hukum memakan mayat dalam keadaan terpaksa
  • Hukum otopsi jenazah untuk tujuan belajar ilmu kedokteran
  • Hukum membongkar kuburan seorang muslim

Allahumma, tunjukanlah kepada kami jalan yang Engkau ridloi dan jauhkanlah kami dari jalan yang Engkau murkai.

Kehormatan seorang muslim baik hidup maupun mati

Termasuk sesuatu yang sangat jelas hukumnya dalam syariat islam adalah kehormatan seorang muslim baik hidup maupun mati. Maka tidak boleh membunuh, melukai dan menyakitinya serta tidak boleh mematahkan tulang atau mencincang tubuhnya setelah dia meninggal. Banyak dalil yang berhubungan dengan hal ini, diantaranya :

1. Alloh Ta’ala berfirman :

“Dan barang siapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahannam, kekal ia didalamnya dan Alloh murka kepadanya dan mengutuknya serta menyediakan adzab yang besar baginya.”

(QS. An Nisa’ : 93)

2. Dari Ibnu Umar berkata :

“Rosululloh bersabda : “Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tiada TuhanYang Berhak disembah kecuali Alloh dan Muhamad adalah utusan Nya, mendirikan sholat serta menunaikan zakat. Maka apabila mereka melaksanakannya niscaya akan terjada darah dan harta mereka kecuali dengan hak islam dan hisab mereka pada Alloh.”

(HR. Bukhori 1/70, Muslim 22)

3.

Dari Abdulloh bin Mas’ud berkata :

“Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Alloh dan saya adalah utusannya kecuali dengan karena tiga perkara : 1. Orang yang membunuh maka diqishos, 2. Orang yang pernah menikah lalu berzina, 3. Orang yang murtad dari agama (islam) dan meninggalkan jamaah.”

(HR. Bukhori Muslim)

4.

Dari Aisyah berkata :

“Rosululloh bersabda : “Sesungguhnya mematahkan tulang seorang mu’min yang sudah meninggal seperti mematahkan tulangnya saat dia masih hidup.”

(HR. Abu Dawud 2/69, Ibnu Majah 1/492, Ibnu Hibban 776, Baihaqi 4/58, Ahmad 6/58 dengan sanad shohih, lihat Ahkamul Janaiz Imam Al Albani hal : 295)

Berkata Al Hafidl Ibnu Hajar dalam Fathul Bari : “Hadits ini menunjukkan bahwa kehormatan seorang mu’min setelah dia meninggal sama sebagaimana tatkala dia masih hidup.”

Macam-macam tujuan membedah jenazah

Dilihat dari tujuannya praktek bedah dan otopsi mayat ada beberapa macam. Namun yang paling sering dilakukan ada tiga macam, yaitu :

  • Otopsi mayat untuk mengetahui sebab kematian saat terjadi tindakan kriminalitas
    Untuk keperluan ini seorang dokter melakukan otopsi jenazah. Apakah memang dia meninggal karena tindakan kriminalitas atau karena mati biasa, kalau memang karena tindakan kriminalitas maka akan dicari tanda-tanda yang memungkinkan akan bisa mengungkap siapa pelakunya. Namun jika meninggal dengan cara yang wajar maka berarti tidak perlu dicari pelakunya atau kalau mungkin sudak ditangkap pihak kepolisian bisa segera di bebaskan.
  • Otopsi mayat untuk mengetahui sebab kematian secara umum
    Dengan otopsi ini seorang dokter bisa mengetahui penyakit yang menyebabkan kematian pasien, sehingga kalau memang ini adalah sebuah wabah dan dikhawatirkan terjangkit pada masyarakat lainnya bisa segera dilakukan tindakan preventif agar tidak menyebar.
  • Otopsi untuk keperluan praktek ilmu kedokteran.
    Otopsi ini diperlukan mahasiswa fakultas kedokteran untuk mengetahui seluk beluk organ tubuh manusia. Ini sangat diperlukan sekali agar bisa mengetahui adanya penyakit pada organ tubuh tertentu secara tepat.
    Dan masih banyak tujuan-tujuan lain.

Secara umum hukum dari masalah ini berangkat dari apakah otopsi jenazah seorang muslim itu memang terpaksa harus dilakukan ? karena pada dasarnya tidak boleh melukai, mematahkan tulang dan lainnya dari jasad seorang muslim berdasarkan hadits Aisyah diatas terkecuali kalau memang dalam keadaan dlorurot harus melakukan itu maka boleh dilakukan berdasarkan firman Alloh Ta’ala tentang makanan yang haram dimakan :

“Tetapi barang siapa dalam keadan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.”

(QS. Al Baqoroh : 173)

juga berdasarkan sebuah kaidah fiqh yang masyhur bahwasannya keadaan dlorurot (terpaksa) itu bisa menghalalkan sesuatu yang haram.

Namun untuk memprediksikan apakah ini sudah dalam keadaan dlorurot ataukah belum sering terjadi perbedaan pandangan diantara para ulama’ yang menjadikan merekapun berselisih dalam hukumnya. Untuk lebih jelasnya, kita bahas satu persatu permasalahan yang ada :

Hukum membedah perut mayat wanita untuk menyelamatkan bayi yang dikandungnya.

Apabila ada ibu meningal dunia dalam keadaan mengandung sedangkan bayi yang dikandungnya masih hidup, para ulama berselisih apakah harus di bedah perut ibu atau bagaimana?

Imam Malik dan Ahmad mengatakan tidak boleh di bedah perut seorang wanita meskipun bayi yang ada dalam pertnya masih hidup namun dikeluarkan dengan cara diambil dari jalan farji oleh tenaga medis. (Lihat Syarah Mukhtashor Kholil Syaikh Ahmad Dirdir dan Al Inshof Imam Al Mardawi 2/556, Kasyaful Qina’ 2/130).

Berkata Imam Ibnu Qudamah :

“Hal ini karena bayi itu belum pasti masih hidup dan memang biasanya tidak bisa hidup, maka tidak diperbolehkan melanggar suatu yang sudah jelas keharamannya demi sesuatu yang masih belum jelas.

Rosululloh bersabda : “Mematahkan tulang orang mu’min yang telah meninggal sama seperti mematahkan tulang seorang mu’min yang masih hidup.” Juga karena Rosululloh melarang untuk mencincang mayat.

Namun Imam Syafi’i, Ibnu Hazm dan sebagian ulama’ Malikiyah mengatakan bahwa dalam keadaan seperti itu dibedah perut ibu demi keselamatan bayi yang masih dalam kandungannya. (Lihat Al Majmu’ Syarah Muhadzab Imam Nawawi 5/301, Al Muhalla 5/166) Dan ini adalah madzhab yang Rojih insya Alloh.

Berkata Syaikh Rosyid Ridlo menanggapi madzhab Imam Malik dan Ahmad :

“Berdalil dengan hadits Aisyah untuk membiarkan bayi yang masih hidup dalam perut ibu sampai meninggal adalah sesuatu yang aneh bila ditinjau dari dua segi :

  • Bahwasannya membedah perut tidak akan mematahkan tulangnya.
  • Bahwasannya hidupnya janin apabila telah sempurna bentuknya lalu dikeluarkan dengan jalur oprasi bedah. Hal ini sering terjadi. Dari sini ada dua hal yang bertentangan antara menyelamatkan nyawa bayi itu ataukah menjaga kehormatan sang ibu untuk tidak dilakukan pembedahan dan mematahkan tulangnya ? tidak diragukan lagi bahwa kemungkinan pertana itulah yang lebih rajih. Ditambah lagi bahwasannya pembedahan perut sang ibu untuk tujuan ini bukanlah sebuah bentuk penghinaan terhadap mayat. Maka yang benar adalah pendapat yang mewajibkan pembedahan perut ibu jika para dokter menguatkan kemungkinan bayi itu bisa hidup selepas operasi bedah tersebut.”

Berkata Syaikh Al Albani :

“Apa yang dipilih oleh Syaikh Rosyid Ridlo adalah madzhab Syafi’iyah sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi, dan beliau mengatakan bahwa ini adalah madzhab Abu Hanifah dan jumhur ulama’ juga madzhab Ibnu Hazm dan ini adalah sesuatu yang benar Insya Alloh.”

(Lihat Ahkamul Janaiz hal : 297)

Berkata Syaikh Ahmad Syakir dalam Ta’liq Al Muhalla :

“Adapun mengeluarkan bayi yang masih hidup dalam kandungan sang ibu maka hal ini wajib dilakukan. Adapun bagaimana caranya, hal itu terserah kepada para ahlinya baik seorang dokter maupun dukun bayi.”

Hukum memakan mayat dalam keadaan terpaksa

Jika ada seseorang dalam keadaan sangat kelaparan yang mana kalau tidak makan akan meninggal dunia lalu dia tidak menemukan apa-apa kecuali daging mayat manusia, maka para ulama’ berselisih pendapat apakah boleh baginya memakan dagingnya ataukah tidak ?

Berkata Imam Nawawi :

“Boleh memakan daging manusia yang tidak ma’shum,(1) semacam orang kafir harbi,(2) orang murtad, pezina muhshon dan lainnya. Adapun orang yang terjaga kehormatannya seperti mayat muslim, kafir dzimmi atau musta’man (3) maka haram memakan daging mereka. Terkecuali kalau memang tidak mendapatkan apa-apa kecuali daging mayat manusia yang ma’shum maka dibolehkan memakan dagingnya.”

(Lihat Roudlotut Tholibin 2/284 dengan ringkas)

Berkata Syaikh Ahmad Dirdir :

“Tidak boleh bagi orang yang dalam keadaan terpaksa memakan daging manusia meskipun mayat itu orang kafir. Namun Imam Ibnu Arafah membolehkannya.”

(Lihat Syarah Kabir Ala Mukhtashor Al Kholil 1/)

Berkata Imam Ibnu Qudamah :

“Ulama’ madzhab Hambali mengharamkan memakan daging manusia yang ma’shum karena kehormatannya meskipun dalam keadaan terpaksa, namun boleh memakan daging mayat orang kafir harbi dan orang murtad karena keduanya tidak memiliki kehormatan baik dia temukan dalam keadaan sudah meninggal atau dia membunuhnya terlebih dahulu. Imam Syafi’I dan sebagian Hanafiyah berkata : “boleh memakan daging manusia ma’shum.” Dan pendapat inilah yang lebih benar karena kehormatan orang yang masih hidup lebih utama daripada kehormatan yang telah meninggal.”

(Al Mughni 11/79 dengan ringkas dan lihat pula Al Inshof oleh Al Mardawi 10/376)

Berkata Imam Ibnu Hazm :

“Semua yang diharamkan baik berupa makanan ataupun minuman seperti babi, binatang buruan di daerah haram, bangkai, darah, daging binatang buas, khomer dan lainnya kalau dalam keadaan terpaksa menjadi halal untuk memakannya selain daging manusia, maka tidak boleh memakannya baik dalam keadaan terpaksa maupun tidak karena kewajiban terhadap mayat adalah menguburnya yang berarti haram diperlakukan dengan selainnya.”

(Al Muhalla 5/426)

Hukum otopsi jenazah muslim untuk belajar ilmu kedokteran

Islam sebagai agama yang telah disempurnakan oleh Alloh telah menetapkan beberapa kaedah untuk menjawab permasalahan yang belum terjadi pada zaman Rosululloh. Diantara kaedah tersebut adalah

“Apabila berbenturan antara dua kemaslahatan maka di lakukan yang paling banyak maslahatnya juga apabila berbenturan antara dua mafsadah maka di lakukan yang paling ringan mafsadahnya”

(Lihat Al Qowaid Al Fiqhiyah Syaikh As Sa’di hal : 45-48)

Masalah otopsi dan bedah mayat muslim atau dzimmi masuk dalam kaedah ini, karena otopsi banyak mengandung faedah yang sangat besar seperti mengungkap tindakan kriminalitas, mendeteksi sedini mungkin adanya wabah menular sehingga cepat bisa diatasi dan beberapa manfaat lainnya. Juga apa yang lakukan oleh mahasiswa kedokteran untuk melakukan bedah mayat dalam rangka belajar banyak mengandung manfaat untuk ummat.

Semua ini kalau bertentangan dengan maslahat menjaga kehormatan mayat, maka harus dilihat mana yang lebih kuat masalahatnya sehingga bisa dihukumi boleh ataukah tidak ?

Kalau dilihat secara umum tentang keharusan menjaga kelangsungan hidup manusia maka prektek bedah semacam ini diperbolehkan. Wallahu A’lam

Jika ada yang bertanya : Kenapa tidak digunakan jasad binatang saja ?

Jawab : Ada perbedaan yang sangat tajam antara organ tubuh manusia dengan organ tubuh binatang yang dengannya tidak mungkin dijadikan dasar dalam belajar kedokteran. Sebagaimana dengan sangat jelas bagi mahasiswa fakultas kedokteran. (Lihat secara lengkap pembahasan ini di Abhats Haiah Fatwa Kibarul Ulama’ hal :48-67)

Namun kalau jasad yang di bedah itu mayat yang tidak ma’shum, maka itulah yang lebih selamat. Berkata Syaikh Al Albani disela-sela ucapan beliau tentang keharaman membongkar kuburan muslim :

“Dengan ini terjawablah pertanyaan yang sering dilontarkan mahasiswa fakultas kedokteran yaitu : “Apakah boleh memecahkan tulang mayat untuk dijadikan bahan penelitian kedokteran ?

Jawabnya : “Tidak boleh dilakukan terhadap mayat muslim namun boleh terhadap lainnya.

(Ahkamul Janaiz hal : 299)

Ada baiknya kita turunkan teks fatwa Haiah kibarul Ulama’ no 47 tanggal 20/8/1396 H tentang pandangan Hai’ah terhadap praktek otopsi dan pembedahan mayat muslim untuk tujuan kemaslahatan medis.

Jawab :
Setelah ditelaah ternyata masalah ini mengandung tiga unsur, yaitu :

  • Otopsi mayat untuk mengetahui sebab kematian saat terjadi tindakan kriminalitas
  • Otopsi mayat untuk mengetahui adanya wabah penyakit agar bisa diambil tindakan preventif secara dini
  • Otopsi mayat untuk belajar ilmu kedokteran

Setelah di bahas dan saling mengutarakan pendapat, maka majlis memutuskan sebagai berikut :

Untuk masalah pertama dan kedua, majlis berpendapat tentang diperbolehkannya untuk mewujudkan banyak kemaslahatan dalam bidang keamanan, keadilan dan tindakan preventif dari wabah penyakit. Adapun mafsadah merusak kehormatan mayat yang di otopsi bisa tertutupi kalau dibandingkan dengan kemaslahatannya yang sangat banyak. Maka majlis sepakat menetapkan diperbolehkan melakukan otopsi mayat untuk dua tujuan ini, baik mayat itu ma’shum ataukah tidak.

Adapun yang ketiga yaitu yang berhubungan dengan tujuan pendidikan medis, maka memandang bahwa syariat islam datang dengan membawa serta memperbanyak kemaslahatan dan mencegah serta memperkecil mafsadah dengan cara melakukan mafsadah yang paling ringan serta maslahat yang paling besar, juga karena tidak bisa diganti dengan membedah binatang juga karena pembedahan ini banyak mengandung maslahat seiring dengan perkembangan ilmu medis, maka majlis berpendapat bahwa secara umum diperbolehkan untuk membedah mayat muslim. Hanya saja karena memang islam menghormati seorang muslim baik hidup maupun mati sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu majah dari Aisyah bahwa Rosululloh bersabda :

“Mematahkan tulang mayit sebagaimana mematahkannya tatkala masih hidup.”

Juga melihat bahwa bedah itu mengihanakan kehormatan jenazah muslim, padahal itu semua bisa dilakukan terhadap jasad orang yang tidak ma’shum, maka majlis berpendapat bahwa bedah tersebut harus Cuma dilakukan terhadap mayat yang tidak ma’shum bukan terhadap mayat orang yang ma’shum. Wallahul Muwaffiq.

Faedah :

Karena sedikit ada keterkaitan dengan masalah ini, maka kita bahas juga masalah :

Hukum membongkar kuburan muslim

Hadits Aisyah diatas menunjukkan keharaman membongkar kuburan seorang muslim karena akan bisa memecahkan tulangnya. (Lihat Ahkamul Janaiz Imam Al Albani hal : 298)

Berkata Imam Nawawi :

“Tidak boleh membongkar kuburan muslim tanpa ada sebab syar’I. Dan dibolehkan kalau ada ada sebab syari seperti kalau mayat dalam kuburan itu sudah hancur dan berubah menjadi tanah. Kalau memang sudah demikian boleh mengubur orang lain di situ juga boleh menanam tanaman atau membangun bangunan atau lainnya jika sudah tidak lagi terdapat tulang belulang mayat disitu. Dan untuk menentukan hal ini tergantung pada daerah masing-masing.”

(Al Majmu’ :5/303)

Berkata Syaikh Al Albani :

“Dengan ini dapat diketahui haramnya perbuatan yang dilakukan sebagian pemerintah muslim yang mana mereka membongkar kuburan muslim untuk dijadikan perumahan atau lainnya.”

(Ahkamul Janaiz hal : 198)

Namun jika kuburan itu kuburan orang-orang kafir maka sama sekali tidak dilarang membongkar kuburan mereka, karena mereka sama sekali tidak punya kehormatan, berdasarkan mafhum mukholafah dari hadits Aisyah tersebut diatas. Juga berdasarkan hadits Anas bin Malik yang sangat panjang yang intinya :

“Tatkala Rosululloh datang ke kota madinah, beliau memerintahakn untk membangun masjid dan beliau mendapatkan tanah wakaf dari Bani Najjar yang didalamnya ada kuburan orang-orang musyrik maka Rosululloh memerintahkan untuk membongkar kuburan itu dan meratakannya.”

(HR. Bukhori Muslim)

Berkata Al Hafidl Ibnu Hajar :

“Dalam hadits ini terdapat hukum dibolehkannya mengelola tanah kuburan yang didapat lewat hibah atau jual beli, juga boleh membongkar kuburan tua apabila tidak ada kehormatannya juga dibolehkan sholat di bekas kuburan orang-orang musyrik setelah dibongkar dan dikeluarkan isinya juga dibolehkan membangun masjid ditanah tersebut.”

Wallahu A’lam

_______________________________________

  • (1) Ma’shum disini berarti orang yang terjaga harta, jiwa dan kehormatannya, dalam artian tidak boleh dibunuh, dirampas hartanya kecuali dengan haknya. Mereka adalah orang islam dan orang kafir yang tidak memerangi ummat islam. (Lihat Al Qowaid Al Fiqhiyah Syaikh As Sa’di hal : 56)
  • (2) Yaitu orang-orang kafir yang memerangi ummat islam, mereka boleh dibunuh dimanapun berada sebagaimana firman Nya : “Dan bunuhlah mereka dimanapun kamu jumpai mereka.” (QS. Al Baqoroh : 191)
  • (3) Yaitu orang kafir yang hidup di negri muslim, mereka tunduk dan patuh kepada pemerintah muslim dan membayar jizyah, sebagaimana firman Alloh surat At Taubah : 29
    Kafir Musta’man adalah orang kafir yang mendapatkan jaminan keamanan daro orang islam. Keduanya haram dibunuh dan di rampas hartanya.
  • Menyibak Kontroversi Zakat Profesi

    Menyibak Kontroversi Zakat Profesi

    Oleh:

    Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi

    assalamu'alaikum

    diambil dari http://abiubaidah.com/

    Zakat merupakan ibadah yang sangat memiliki fungsi dan peranan stretegis. Di samping zakat merupakan bentuk taqorrub (pendekatan diri) kepada Allah, ia juga merupakan sarana penting untuk membersihkan jiwa manusia dari noda-noda hati dan sifat-sifat tercela seperti kikir, rakus dan egois. Sebagaimana zakat juga dapat memberikan solusi untuk menanggulangi problematika krisis ekonomi yang menimpa umat manusia.

    Pada zaman kita sekarang, telah muncul berbagai jenis profesi baru yang sangat potensial dalam menghasilkan kekayaan dalam jumlah besar. Masalahnya, bagaimana hukum fiqih Islam tentang zakat profesi yang dikenal oleh sebagian kalangan sekarang ini? Apakah itu termasuk suatu bagian dari zakat dalam Islam? Ataukah itu adalah suatu hal yang baru dalam agama? Inilah yang akan menjadi bahasan utama kita pada kesempatan kali ini. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

    Defenisi Zakat Profesi

    Zakat Profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi bila telah mencapai nishab. Profesi tersebut ada dua macam:

    Pertama: Profesi yang dihasilkan sendiri seperti dokter, insinyur, artis, penjahit dan lain sebagainya.

    Kedua: Profesi yang dihasilkan dengan berkaitan pada orang lain dengan memperoleh gaji seperti pegawai negeri[1] atau swasta, pekerja perusahaan dan sejenisnya.[2]

    Istilah Zakat Profesi

    Zakat Profesi adalah istilah zakat yang baru pada abad sekarang. Menurut kaidah pencetus zakat profesi bahwa orang yang menerima gaji dan lain-lain dikenakan zakat sebesar 2,5% tanpa menunggu haul (berputar selama setahun), bahkan pada sebagian kalangan malah tanpa menunggu nishob dan haul!!!

    Mereka menganalogikan dengan zakat pertanian. Zakat pertanian dikeluarkan pada saat setelah panen. Disamping mereka menganalogikan dengan akal bahwa kenapa hanya petani-petani yang dikeluarkan zakatnya sedangkan para dokter, eksekutif, karyawan yang gajinya hanya dalam beberapa bulan sudah melebihi nisab, tidak diambil zakatnya.

    Zakat Harta yang Syar’i

    Kaidah umum syar’i sejak dahulu menurut kesepakatan para ‘ulama[3] berdasarkan hadits Rasululloh sholallohu ‘alaihi wassallam adalah wajibnya zakat harta harus memenuhi dua kriteria, yaitu :

    1. Batas minimal nishab.

    Bila tidak mencapai batas minimal nishab maka tidak wajib  zakat. Hal ini berdasarkan dalil berikut:

    عَنْ عَلِيٍّ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – إِذَا كَانَتْ لَكَ مِائَتَا دِرْهَمٍ -وَحَالَ عَلَيْهَا اَلْحَوْلُ- فَفِيهَا خَمْسَةُ دَرَاهِمَ, وَلَيْسَ عَلَيْكَ شَيْءٌ حَتَّى يَكُونَ لَكَ عِشْرُونَ دِينَارًا, وَحَالَ عَلَيْهَا اَلْحَوْلُ, فَفِيهَا نِصْفُ دِينَارٍ, فَمَا زَادَ فَبِحِسَابِ ذَلِكَ, وَلَيْسَ فِي مَالٍ زَكَاةٌ حَتَّى يَحُولَ عَلَيْهِ اَلْحَوْلُ

    Dari Ali berkata: Rasululullah bersabda: Apabila kamu memiliki 200 dirham dan berlalu satu tahun maka wajib dizakati 5 dirham (perak), dan kamu tidak mempunyai kewajiban zakat sehingga kamu memiliki 20 dinar (emas) dan telah berlalu satu maka wajib dizakati setengah dinar, dan setiap kelebihan dari (nishob) tersebut maka zakatnya disesuaikan dengan hitungannya.”.[4]

    Catatan Penting: Nishob zakat emas adalah 20 Dinar = 85 gram emas. Dan nishob zakat perak adalah 200 Dirham = 595 gram perak[5]. Termasuk dalam hukum emas dan perak juga adalah mata uang karena uang pada zaman sekarang menduduki kedudukan emas atau perak, hal ini juga beradasarkan fatwa semua ulama pada zaman sekarang, hanya saja telah terjadi perbedaan pendapat di kalangan mereka apakah zakat uang mengikuti nishob emas atau nishob perak atau mana yang lebih bermanfaat bagi fakir miskin, tiga pendapat tersebut dikatakan oleh ulama kita, hanya saja pendapat yang terakhir insyallah lebih mendekati kebenaran.[6]

    2. Harus menjalani haul.

    Bila tidak mencapai putaran satu tahun, maka tidak wajib zakat. Hal ini berdasarkan hadits di atas:

    وَلَيْسَ فِي مَالٍ زَكَاةٌ حَتَّى يَحُولَ عَلَيْهِ اَلْحَوْلُ

    Tidak ada kewajiban zakat di dalam harta sehingga mengalami putaran haul.

    Kecuali beberapa hal yang tidak disyaratkan haul, seperti zakat pertanian, rikaz, keuntungan berdagang, anak binatang ternak.[7]

    Jadi, penetapan zakat profesi tanpa memenuhi dua persyaratan di atas merupakan tindakan yang tidak berlandaskan dalil dan bertentangan dengan tujuan-tujuan syari’at.

    Zakat Profesi Bertentangan dengan Zakat Harta

    Oleh karena itu ditinjau dari dalil yang syar’i maka istilah zakat profesi bertentangan dengan apa yang pernah dicontohkan oleh Rasululloh sholallohu ‘alaihi wassallam, dimana antara lain adalah :

    1. Tidak Ada Haul

    Menurut para penyeru zakat ini, zakat profesi tidak membutuhkan haul yaitu bahwa zakat itu dikeluarkan apabila harta telah berlalu kita miliki selama 1 tahun. Mereka melemahkan semua hadits tentang haul[8],  padahal hadits-hadits itu memiliki beberapa jalan dan penguat sehingga bisa dijadikan hujjah, apalagi didukung oleh atasr-atsar sahabat yang banyak sekali.[9] Kalau hadits-hadits tersebut kita tolak, maka konsekwensinya cukup berat, kita akan mengatakan bahwa semua zakat tidak perlu harus haul terlebih dahulu, padahal persyaratan haul merupakan suatu hal yang disepakati oleh para ulama dan orang yang menyelisihinya dianggap ganjil pendapatnya oleh mereka.[10]

    2. Qiyas Zakat Pertanian?

    Dari penolakan haul ini, maka mereka mengkiyaskan dengan zakat pertanian yang dikeluarkan pada saat setelah panen. Hal ini bila kita cermati ternyata banyak kejanggalan-kejanggalan sebagai berikut:

    a. Hasil pertanian baru dipanen setelah berjalan 2-3 bulan, berarti zakat profesi juga semestinya dipungut dengan jangka waktu antara 2-3 bulan, tidak setiap bulan!

    b. Zakat hasil pertanian adalah seper sepuluh hasil panen bila pengairannya tidak membutuhkan biaya dan seper dua puluh bila  pengairannya membutuhkan biaya. Maka seharusnya zakat profesi juga harus demikian, tidak dipungut 2.5 % agar qiyas ini lurus dan tidak aneh.

    c. Gaji itu berwujud uang, sehingga akan lebih mendekati kebenaran bila dihukumi dengan zakat emas dan perak, karena kedua-duanya merupakan alat jual beli barang.

    Membantah Argumentasi Penyeru Zakat Profesi

    Para penyeru zakat profesi membawakan beberapa argumen untuk menguatkan adanya zakat profesi, namun sayangnya argumen mereka tidak kuat. Keteranganya sebagai berikut:

    1. Dalil Logika

    Mereka mengatakan: Kalau petani saja diwajibkan mengeluarkan zakatnya, maka para dokter, eksekutif, karyawan lebih utama untuk mengeluarkan zakat karena kerjanya lebih ringan dan gajinya hanya dalam beberapa bulan sudah melebihi nisab.[11]

    Jawaban: Alasan ini tidak benar karena beberapa sebab:

    1. Dalam masalah ibadah, kita harus mengikuti dalil yang jelas dan shahih. Dengan demikian maka tidak perlu dibantah dengan argumen tersebut karena Allah memiliki hikmah tersendiri dari hukum-hukum-Nya.

    2. Gaji bukanlah suatu hal yang baru ada pada zaman sekarang, namun sudah ada sejak zaman Nabi, para sahabat, dan ulama-ulama dahulu. Namun tidak pernah didengar dari mereka kewajiban zakat profesi seperti yang dipahami oleh orang-orang sekarang!!

    e. Dalam zakat profesi terdapat unsur kezhaliman terhadap pemiliki gaji, karena sekalipun gajinya mencapai nishob namun kebutuhan orang itu berbeda-beda tempat dan waktunya.  Selain itu juga, kita tidak mengetahui masa yang akan datang kalau dia dipecat, atau rezekinya berubah. Atau kita balik bertanya, mengapa pertanyaannya hanya petani, apakah jika petani membayar zakat, lantas pekerja profesi tidak bayar zakat? Padahal mereka tetap diwajibkan membayar zakat, dengan ketentuan dan syarat yang berlaku.

    2. Dalil Atsar

    Mereka mengemukakan beberapa atsar dari Mu’awiyah, Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Umar bin Abdul Aziz dan lain sebagainya tentang harta mustafad.[12]

    Jawaban:  Pemahaman ini perlu ditinjau ulang lagi karena beberapa alasan berikut[13]:

    1. Atsar- atsar tersebut dibawa kepada harta yang diperkirakan sudah mencapai 1 haul. Yakni pegawai yang sudah bekerja (paling tidak) lebih dari 1 tahun. Lalu agar mempermudah urusan zakatnya, maka dipotonglah gajinya. Jadi tetap mengacu kepada harta yang sudah mencapai nishob dan melampui putaran satu tahun (haul) dari gaji pegawai tersebut.[14]

    2. Terdapat beberapa atsar dari beberapa sahabat tersebut yang menegaskan disyaratkannya haul dalam harta mustafad seperti gaji.[15]

    3. Para ulama sepanjang zaman di manapun berada telah bersepakat tentang disyaratkannya haul dalam zakat harta, peternakan, perdagangan. Hal itu telah menyebar sejak para khulafa’ rasyidin tanpa ada pengingkaran dari seorang alimpun, sehingga Imam abu Ubaid menegaskan bahwa pendapat yang mengatakan tanpa haul adalah pendapat yang keluar dari ucapan para imam.[16] Ibnu Abdil Barr berkata: “Perselisihan dalam hal itu adalah ganjil, tidak ada seorang ulama-pun yang berpendapat seperti itu”.[17]

    Zakat Gaji

    Gaji berupa uang merupakan harta, sehingga gaji masuk dalam kategori zakat harta, yang apabila telah memenuhi persyaratannya yaitu:

    1. Mencapai nishob baik gaji murni atau dengan gabungan harta lainnya
    2. Mencapai haul

    Apabila telah terpenuhi syarat-syarat di atas maka gaji wajib dizakati. Adapun bila gaji kurang dari nishob atau belum berlalu satu tahun, bahkan ia belanjakan sebelumnya, maka tidak wajib dizakati. Demikianlah keterangan para ulama kita[18].

    Dalam Muktamar zakat pada tahun 1984 H di Kuwait, masalah zakat profesi telah dibahas pada saat itu, lalu para peserta membuat kesimpulan: “Zakat gaji dan profesi termasuk harta yang sangat potensial bagi kekuatan manusia untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti gaji pekerja dan pegawai, dokter, arsitek dan sebagainya. Profesi jenis ini menurut mayoritas anggota muktamar tidak ada zakatnya ketika menerima gaji, namun digabungkan dengan harta-harta lain miliknya sehingga mencapai nishob dan haul lalu mengeluarkan zakat untuk semuanya ketika mencapai nishob. Adapun gaji yang diterima di tengah-tengah haul (setelah nishob) maka dizakati di akhir haul sekalipun belum sempurna satu tahun penuh. Dan gaji yang diterima sebelum nishob maka dimulai penghitungan haulnya sejak mencapai nishob lalu wajib mengeluarkan zakat ketika sudah mencapai haul. Adapun kadar zakatnya adalah 2,5% setiap tahun“.[19]

    Demikianlah beberapa catatan yang dapat kami sampaikan seputar zakat profesi. Semoga keterangan ini membawa manfaat bagi kita semua. Kritik dan saran pembaca sangat bermanfaat bagi kami.

    Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi

    http://abiubaidah.com

    DAFTAR REFERENSI:

    1. Catatan atas Zakat Profesi”. Makalah yang ditulis oleh Abu Faizah sebagaimana dalam courtesy of abifaizah (at) yahoo.com.

    2. Abhats Fiqhiyyah fi Qodhoya Zakat Al-Mu’ashirhoh karya Dr. Muhammad Sulaiman al-Asyqor, Dr. Muhammad Nu’aim Yasin dkk, cet Dar Nafais, Yordania.

    3. Nawazil Zakat, karya Dr. Abdullah bin Manshur al-Ghufaili, Dar Maiman, KSA, cet pertama 1429 H.

    4. Fiqih Zakat, karya Dr. Yusuf al-Qorodhowi, Muassasah ar-Risalah, Bairut , cet ketujuh 1423 H

    5. Fiqhu Dalil Syarh Tashil, karya Abdullah bin Shalih al-Fauzan, Maktabah Ar-Rusyd, KSA, cet kedua 1429 H.


    [1] Faedah: Gaji pegawai adalah halal,  berdasarkan argumen-argumen yang banyak, sebagaimana dipaparkan oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di dalam Al-Ajwibah As-Sa’diyyah ‘anil Masail Kuwaitiyyah hlm. 163-164 dan Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani sebagaimana dalam kaset “Liqo’at Abi Ishaq al-Huwaini Ma’a al-Albani” no. 7/side. B.  Maka barangsiapa yang mengatakan gaji pegawai adalah haram, maka hendaknya mendatangkan dalil!![2] Fiqih Zakat 1/545 oleh Dr. Yusuf al-Qorodhowi.

    [3] Lihat Al-Ijma’ hlm. 51-54 oleh Imam Ibnul Mundzir dan al-Iqna’ fii Masail Ijma’ 1/263-264 oleh Imam Ibnul Qothon.

    [4] HR. Abu Dawud 1573. Imam Nawawi berkata: “Hadits shohih atau hasan” sebagaimana dalam Nashbu Royah 2/328. Hadits ini juga diriwayatkan dari banyak sahabat seperti Ibnu Umar, Aisyah, Anas bin Malik, Lihat keterangannya secara panjang dalam Irwaul Gholil no. 787 oleh al-Albani.

    [5] Demikian menurut penghitungan Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Syarh Mumti’ 6/104 dan Majalis Romadhan hlm. 77. Adapun menurut Syaikh Ibnu Baz dkk bahwa 20 dinar = 92 gram emas dan 200 Dirham = 644 gram perak sebagaimana dalam Fatawa-nya 14/80-83 dan Az-Zakat fil Islam hlm. 202 oleh Dr. Sa’id al-Qohthoni. Dan menurut perhitungan Syaikh Ath-Thoyyar dalam Az-Zakat hlm. 91 dan Syaikh Abdullah al-Fauzan dalam Fiqhu Dalil 2/397-398 bahwa 20 dinar  = 70 gram emas dan 200 dirham = 460 gram perak. Wallahu A’lam.

    [6] Lihat Fatawa Lajnah Daimah 9/257, Majallah Majma’ Fiqih Islami 8/335, Nawazil Zakat hlm. 157-160 oleh Dr. Abdullah bin Manshur al-Ghufaili.

    [7] Lihat Az-Zakat fil Islam hlm. 73-75 oleh Dr. Sa’id al-Qohthoni.

    [8] Lihat Fiqih Zakat 1/550-556 oleh Dr. Yusuf al-Qorodhawi.

    [9] Lihat Irwaul Gholil 3/254-258/no.787 oleh Syaikh al-Albani, Nailul Author 4/200 oleh asy-Syaukani, Nashbur Royah 2/328 oleh az-Zaila’i.

    [10] Lihat Bidayatul Mujtahid 1/278 oleh Ibnu Rusyd, Al-Amwal hlm. 566 oleh Abu ‘Ubaid.

    [11] Lihat Al-Islam wal Audho’ Iqtishodiyyah hlm. 166-167 oleh Syaikh Muhammad al-Ghozali dan Fiqih Zakat 1/570 oleh Dr. Yusuf al-Qaradhawi.

    [12] Lihat Fiqih Zakat 1/557-562 oleh Dr. Yusuf al-Qaradhawi.

    [13] Penulis banyak mengambil manfaat dari Abhats Fiqhiyyah fi Qodhoya Zakat Al-Mu’ashiroh 1/280.

    [14] Lihat Al-Muntaqo 2/95 oleh al-Baji,

    [15] Lihat Al-Amwal hlm. 564-569 oleh Abu ‘Ubaid.

    [16] Al-Amwal hlm. 566.

    [17] Al-Mughni wa Syarh Kabir 2/458, 497.

    [18] Lihat Majmu Fatawa Syaikh Ibnu Baz 14/134 dan Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin 18/178, Fatawa Lajnah Daimah 9/281.

    [19] Abhats wa A’mal Mu’tamar Zakat Awal hlm. 442-443, dari Abhats Fiqhiyyah fi Qodhoya Zakat al-Mua’shiroh 1/283-284.

    Untuk yang Sehati

    Bercita-cita mengamalkan Islam secara utuh adalah suatu hal yang wajib bagi setiap muslim....
    Namun bila belum mampu seluruhnya, jangan ditinggalkan semuanya....Karena Alloh Subhanahu wata'ala tidak membebani seseorang kecuali sesuai kemampuan maksimal yang dimiliki...

    Buat diriku & dirimu

    ....Jangan pernah merasa cukup untuk belajar Islam, karena semakin kita tahu tentang Islam, semakin kita tahu tentang diri kita (...seberapa besar iman kita, ...seberapa banyak amal kita,....seberapa dalam ilmu kita, dan sebaliknya...seberapa besar kemunafikan kita, ...seberapa banyak maksiat kita, ...seberapa jauh kedunguan kita)
    ....Barangsiapa mengenal dirinya, maka semakin takut ia kepada Alloh Subhaanahu wata'ala

    Do’a kita

    Semoga Alloh Subhaanahu wata'ala meneguhkan hati kita dalam Islam hingga maut menjemput kita,...aamiin

    Kalender

    Januari 2010
    S M S S R K J
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Total Pengunjung

    • 243.459 klik