KEDUDUKAN WANITA DALAM ISLAM

Jika kita perhatikan realita masyarakat, niscaya akan kita dapati berbagai corak tingkah laku manusia, ada yang rajin beribadah kepada Alloh سبحانه وتعالى dengan menunaikan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya. Namun sebaliknya, banyak pula yang tenggelam dalam kebatilan, kesyirikan, kebid’ahan, dan kemaksiatan. Fenomena ini telah melanda hampir semua lapisan masyarakat, muda-tua, besar-kecil, lelaki-perempuan, kota maupun pelosok desa. Sedikit sekali yang dapat lolos dari mara fitnah yang membara di zaman yang sudah tua ini. Kecuali para hamba Alloh Azza wajalla yang mendapatkan ramat dan hidayah.

Adapun fitnah yang terbesar adalah fitnah wanita. Sebagaimana disabdakan oleh manusia terbaik, Rosulullah صلى الله عليه وسلم.

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

Aku tidak tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada fitnah wanita. (H.R Bukhori: 5096)

Memang dunia wanita adalah dunia yang selalu menarik untuk dibicarakan, lantaran bila disebut “wanita” pasti tidak lepas dari keindahan dan kelembutan. Ini sangat dimanfaatkan oleh musuh-musuh islam terhadap kaum muslimin. Mereka begitu gencar menghantam umat islam dengan beragam cara, namun yang paling dominan dan ampuh adalah dengan media wanita. Karena orang-orang yang tipis imannya sangat mudah terpengaruh dan terperdaya oleh yang satu ini. Dengan jitunya mereka membidik sasaran lewat berbagai promosi yang tidak lepas dari wanita. Kerap kali mereka ditampilkan lewat media cetak atau elektronik, semisal pada sampul-sampul surat kabar, majalah, iklan, reklame, televisi, internet dan lainnya, guna menarik minat calon pembeli. Lambat laun iman seseorang akan tergerogoti oleh virus ini, sehingga berkurang, menipis, bahkan mungkin luntur sama sekali. Kita heran mengapa kaum wanita begitu mudah diexploitasi hanya sekedar demi selembar uang, gengsi, gelar, popularitas, karir, jabatan, atau ambisi lainnya?!! Apakah memang wanita ibarat seonggok sampah yang tidak bernilai dalam kehidupan ini?!! Inikah yang dimaksud emansipasi, persamaan gender (penyetaraan posisi lelaki dan perempuan) dan pemberdayaan kaum perempuan? Lalu bagaimanakah islam memandang dan memposisikan harkat dan martabat kaum hawa? Dan apakah wanita sejajar dan sederajat dengan kaum pria dalam segala hal?
Itulah berbagai pertanyaan yang seringkali muncul dibenak kita.

Jawabanya dapat kita temukan dalam Al Qur’an dan Sunnah Nabawiyyah yang shohih diantaranya sebagai berikut:

1. Wanita adalah satu media penciptaan manusia

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (13)

Wahai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal (Q.S Al Hujurat : 13)

Ayat yang mulia ini menerangkan betapa mulia kedudukan wanita, sebab dalam ayat termaktub Allah ta’alah telah mengimformasikan bahwasanya dia menciptakan manusia melalui peranan seorang laki-laki dan seorang wanita. Mustahil terlahir seorang kemayapada (dunia) ini tanpa ada ibu yang melahirkannya.

2. Wanita sebagai penanggung jawab rumah tangga.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِى بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا

Wanita adalah pemimpin dirumah suaminya dan ia bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya”. (HR. Al-Bukhari, 2554 dan Muslim, 1829)

Rosulullah صلى الله عليه وسلم menjelaskan dalam hadits ini bahwa ruang lingkup pekerjaan wanita adalah didalam rumah, diantaranya adalah membelanjakan dan mengelola harta keluarga untuk kebutuhan rumah tangga, mendidik putra-putri, mempersiapkan mereka menjadi anak yang sholih. Sedang tugas suami adalah memberi nafkah, memimpin keluarga.

3. Wanita bebas dari kewajiban diluar rumah seperti:

* Kewajiban shalat jum’at.
Dari Thoriq Ibnu Syihab dari Nabi صلى الله عليه وسلم beliau bersabda:

الْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِي جَمَاعَةٍ إِلَّا أَرْبَعَةً عَبْدٌ مَمْلُوكٌ أَوْ امْرَأَةٌ أَوْ صَبِيٌّ أَوْ مَرِيضٌ

Sholat jum’at adalah perintah yang benar-benar diwajibkan bagi setiap muslim secara berjama’ah kecuali empat kelompok yaitu hamba sahaya, wanita, anak kecil dan orang sakit” (H.R Abu Dawud dan dishohihkan Imam Nawawi)

* Kewajiban jihad, sekalipun boleh keluar untuk membantu para mujahidin dimedan perang apabila memang diperlukan.

Dari Aisyah, ia berkata:

يَا رَسَوْلَ اللهِ، هَلْ عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ؟ قَالَ: جِهَادٌ لاَ قِتَالَ فِيْهِ، اَلْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ.

Aku beranya” wahai Rasulullah apakah ada kewajiban jihad bagi kaum wanita? “beliau menjawab: “ya, tetapi jihad yang bukan peperangan yaitu haji dna umroh”. (HR. Ibnu Majah asalnya dalam shohih Bukhori)

* Kewajiban sholat berjamaah dimasjid, sekalipun diperbolehkan dengan beberapa syarat yang ditentukan oleh syari’at.

4. Islam melarang rasa kecewa dengan lahirnya anak wanita.
Allah سبحانه وتعالى berfirman:

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (58)

Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah mukanya dan dia sangat marah” (Q.S An Nahl: 58)

Bahkan islam dengan keras melarang hal ini, Alloh Ta’ala berfirman:

وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ (8)

Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya…” (Q.S AT Takwir: 8)

5. Islam melarang membunuh wanita dalam peperangan.
Dari Abdulloh ibnu Umar رضي الله عنهمَا:

وُجِدَتِ امْرَأَةٌ مَقْتُولَةٌ فِي بَعْضِ مَغَازِي رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَنَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَتْلِ النِّسَاءِ وَالصِّبْيَانِ.

Dia menginformasikan kepada Rosulullah صلى الله عليه وسلم ; dijumpai seorang wanita terbunuh dalam peperangan, maka Rosulullah mengingkari serta melarang membunuh wanita dan anak-anak (H.R Mutafaq Alaih).

6. Islam menganjurkan kepada para bapak dan pendidik agar memberikan perhatian terhadap putra putri mereka.
Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ

Barangsiapa yang merawat dua orang putri hingga dewasa, maka ketika tiba hari kiamat aku akan bersama dia (masuk jannah, beliau mendampingkan dua jari). (H.R Muslim 2631)

7. Islam sangat menjaga kehormatan dan martabat wanita
Hal ini sangatlah jelas apabila kita mau merenungkan ayat berikut:

وَالَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوا بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ فَاجْلِدُوهُمْ ثَمَانِينَ جَلْدَةً وَلَا تَقْبَلُوا لَهُمْ شَهَادَةً أَبَدًا وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (4)

Dan orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik dengan perbuatan zina dan mereka tidka mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh) delapan puluh kali dera, dan jangan kamu terima kesaksian mereka selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik. (Q.S An Nur: 4)

Demikian pula ajaran islam yang lainnya seperti anjuran berjilbab, tidak safar kecuali dengan mahromnya, larangan berbicara dengan suara mendayu, larangan memakai parfum ketika melewati majlis pria, dan sebagainya. Semuanya adalah untuk menjaga kesucian wanita.

Islam menempatkan wanita pada posisi yang terhormat dan sesuai dengan fitroh insaniyahnya, jangan sampai kita sebagai seorang muslim tertipu dengan isu-isu yang dipropagandakan orang-orang kafir dengan mengambarkan bahwa islam berlaku kasar, dzalim, kurang adil terhadap wanita. Karena semua itu adalah dusta belaka.

(Anwari Ahmad dan Abu Ubaidah).

Majalah Al-Furqon edisi 1 tahun 1

Tinggalkan komentar

Untuk yang Sehati

Bercita-cita mengamalkan Islam secara utuh adalah suatu hal yang wajib bagi setiap muslim....
Namun bila belum mampu seluruhnya, jangan ditinggalkan semuanya....Karena Alloh Subhanahu wata'ala tidak membebani seseorang kecuali sesuai kemampuan maksimal yang dimiliki...

Buat diriku & dirimu

....Jangan pernah merasa cukup untuk belajar Islam, karena semakin kita tahu tentang Islam, semakin kita tahu tentang diri kita (...seberapa besar iman kita, ...seberapa banyak amal kita,....seberapa dalam ilmu kita, dan sebaliknya...seberapa besar kemunafikan kita, ...seberapa banyak maksiat kita, ...seberapa jauh kedunguan kita)
....Barangsiapa mengenal dirinya, maka semakin takut ia kepada Alloh Subhaanahu wata'ala

Do’a kita

Semoga Alloh Subhaanahu wata'ala meneguhkan hati kita dalam Islam hingga maut menjemput kita,...aamiin

Kalender

Desember 2011
S M S S R K J
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
31  

Total Pengunjung

  • 243.459 klik