SOLIDARITAS MUSLIM

Diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam dalam sirohnya dari Abi ‘Aun, dia berkata: “ada seorang muslimah datang kepasar bani Qunaiqo’ (yahudi) menjual sesuatu kepada seorang pedagang yahudi. Orang-orang yahudi ingin menyingkap cadarnya, tetapi wanita muslimah tadi berhasil menepisnya. Namun si pedagang yahudi secara diam-diam mengikatkan jilbabnya kepundaknya. Tatkala dia berdiri maka aurotnya tersingkap. Melihat semua itu mereka semua tertawa. Serta merta dia berteriak. Lalu datanglah seorang laki-laki muslim menolong wanita muslimah itu dan membunuh si pedagang yahudi. Tetapi teman-temanya marah dan membunuh laki-laki muslim itu. Mendengar peristiwa itu kaum muslimin marah. Dengan dipimpin oleh Rosulullah kaum muslimin mengepung orang-orang yahudi. Itulah perang bani Qoinuqo’, hingga mereka terusir dari madinah karena perbuatan mereka yang nista, menyakiti kaum muslimin. (Kami belum mendapati penelitian ulama’ tentang keshohihan riwayat ini, paling tidak bisa dijadikan ibroh).

Kaum muslimin, cermatilah kelakuan orang-orang yahudi terhadap saudaramu! Culas, keji, dan licik adalah watak asli mereka. Sejarah telah membuktikan hal itu. Hingga dewasa ini mereka masih congkak disertai wajah sinis kepada kaum muslimin. Cermati pula, bagaimana kasih sayang para sahabat terhadap saudaranya! Itulah sifat seorang muslim sejati. Allah سبحانه وتعالى berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (10)

Sesungguhnya seorang mukmin adalah bersaudara (Q.S Al Hujurat. 10)

Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا.

Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain bagaikan sebuah bangunan, sebagaianya mengokohkan sebagaian yang lain, lalu Rosulullah menjalin jari-jarinya (H.R Bukhori: 2446)

Sabdanya صلى الله عليه وسلم pula:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

Engkau lihat kasih sayang, kecintaan, dan kelembutan orang-orang mukmin kepada sesamanya seperti satu tubuh, apabila salah satu anggota badan merasa sakit maka anggota badan lainnya merasakan tidak bisa tidur dan demam (H.R Bukhori: 6011).

Ada seorang laki-laki datang kepada Rosulullah صلى الله عليه وسلم mengadu kelaparan. Beliau menyuruh seseorang pergi kerumah para istrinya. Tetapi ternyata istrinya pun tidak mempunyai sesuatu yang bisa dimakan kecuali air saja. Kemudian beliau صلى الله عليه وسلم berkata: “ siapa yang ingin menjamu tamuku?. Saya wahai Rosul Allah!” jawab seorang laki-laki ansor. Dibawanya tamu tadi kerumahnya. Dan segera menyuruh istrinya untuk menyiapkan hidangan. Namun ternyata tidak ada makanan kecuali sekedar makan yang cukup untuk anaknya. “masak saja”, kata sang suami. “bila anak kita ingin makan, tidurkan!” lalu hidangkan makanan kepada sang tamu. Ketika sang tamu ingin menyantap hidangan, tuan rumah mematikan lampu dan pura-pura makan, agar sang tamu tenang makannya. Paginya dia menemui Rosulullah, beliau صلى الله عليه وسلم bersabda: “Allah ta’jub atau tertawa melihat perbuatan kalian.” Lalu Allah menurunkan wahyunya: (yang artinya) : dan mereka mengutamakan orang-orang muhajirin atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan (Al Hasyr: 9). (H.R Bukhori 4889).

Seorang muslim sejati, niscaya akan terenyuh hatinya bila menelaah ayat dan hadits dimuka. Karena ternyata selama ini kita telah tak acuh kepada saudara kita. Apalagi sampai berkorban seperti sahabat ansor. Bisa dibilang mustahil. Padahal itulah kewajiban seorang muslim kepada saudara seiman. Terlebih kondisi kaum muslimin dewasa ini, begitu terpuruk. Tidak saja dirumah sendiri, tetapi juga dibelahan bumi sana. Harusnya dia malu membiarkan mereka sendirian menghadapi kesusahan. Sementara kita duduk menonton. Mari ulurkan tangan kita kepada mereka, paling tidak seuntai do’a. Tiada kata terlambat untuk memulai kebajikan

(Abu Nu’aim Al Atsari).

Tinggalkan komentar

Untuk yang Sehati

Bercita-cita mengamalkan Islam secara utuh adalah suatu hal yang wajib bagi setiap muslim....
Namun bila belum mampu seluruhnya, jangan ditinggalkan semuanya....Karena Alloh Subhanahu wata'ala tidak membebani seseorang kecuali sesuai kemampuan maksimal yang dimiliki...

Buat diriku & dirimu

....Jangan pernah merasa cukup untuk belajar Islam, karena semakin kita tahu tentang Islam, semakin kita tahu tentang diri kita (...seberapa besar iman kita, ...seberapa banyak amal kita,....seberapa dalam ilmu kita, dan sebaliknya...seberapa besar kemunafikan kita, ...seberapa banyak maksiat kita, ...seberapa jauh kedunguan kita)
....Barangsiapa mengenal dirinya, maka semakin takut ia kepada Alloh Subhaanahu wata'ala

Do’a kita

Semoga Alloh Subhaanahu wata'ala meneguhkan hati kita dalam Islam hingga maut menjemput kita,...aamiin

Kalender

Desember 2011
S M S S R K J
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
31  

Total Pengunjung

  • 243.459 klik